KOMPAS.com - Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang Afghanistan pada Senin (1/9/2025).
Gempa tersebut mempunyai episenter koordinat 34,519 derajat Lintang Utara dan 70,734 derajat Barat Timur.
Pusat gempa terletak di sekitar 27 km timur laut Kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar (Afghanistan) dengan kedalaman dangkal sekitar 8 km.
Baca juga: Gempa di Afghanistan Tewaskan 1.124 Orang, Taliban Minta Bantuan Dunia
Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr. Daryono, S.Si., M.Si menjelaskan, bahwa gempa tersebut merupakan gempa dangkal berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.
"Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif dampak tumbukan antara Lempeng India dan Lempeng Eurasia dengan mekanisme sesar naik (thrust fault)," kata Daryono dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/9/2025).
Lantas, bagaimana kondisi terkini di Afghanistan dan apa pengaruhnya bagi Indonesia?
BMKG mengabarkan, korban meninggal dari gempa Afghanistan telah mencapai 1.400 jiwa.
Berdasarkan rilis tersebut, terjadi gempa susulan hingga Rabu (3/9/2025) pukul 17.40 WIB sebanyak 3 kali.
Gempa susulan terjadi dengan magnitudo M5,2 M4,2 dan M4,0.
Lebih lanjut menurut pantauan BMKG, gempa tidak berdampak untuk wilayah Indonesia.
Baca juga: Benarkah Pusat Gempa Bekasi 20 Agustus Sama dengan Gempa 20 Februari 2025? Ini Kata BMKG
Secara geologis, perbatasan Afghanistan dengan Pakistan terletak di area tumbukan antara Lempeng India (Indo-Australia) dan Lempeng Eurasia.
Aktivitas tektonik di wilayah tersebut menimbulkan tekanan besar terhadap kerak bumi. Akibatnya, wilayah ini tergolong rawan terhadap gempa besar.
"Di kawasan Pakistan–Afghanistan terdapat Chaman Fault, sebuah sesar aktif dengan panjang lebih dari 850 km yang memisahkan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia," terang Daryono.
"Lempeng India bergerak ke utara dengan kecepatan minimal ~10 mm/tahun, menghasilkan tekanan dan sesar kompresional yang kuat," lanjutnya.
Baca juga: Studi Gempa Myanmar 2025, Sesar San Andreas Bisa Picu Bencana Lebih Dahsyat
BMKG memaparkan, gempa di Agfhanistan itu sangat merusak karena memiliki kedalaman dangkal sekitar 8 km.