KOMPAS.com - Lima orang yang merupakan satu keluarga di Paoman, Indramayu, Jawa Barat ditemukan meninggal dunia pada Senin (1/9/2025).
Kelima jasad itu ditemukan terkubur di bawah pohon nangka di halaman belakang rumah mereka.
Mereka adalah H. Sahroni (75), Budi (45), Euis (40), serta dua anak, R (6) dan B (3).
Seorang warga yang memiliki lapak bengkel motor di depan rumah korban, Sukarta (50) mengaku mencium bau busuk dari dalam rumah korban sejak Minggu (31/8/2025) dan semakin menyengat pada Senin (1/9/2025).
“Awalnya saya kira ada bangkai tikus, tahu-tahunya bau itu dari mayat korban,” ujarnya dilansir dari Kompas.com, Selasa (2/9/2025).
Lantas, apakah ada indikasi pembunuhan dalam kasus ini?
Baca juga: Kronologi Penembakan Staf KBRI di Lima Peru, Pelaku Disebut Warga Negara Asing
Menanggapi kasus itu, dosen kedokteran forensik Universitas Indonesia (UI) Ade Firmansyah Sugiharto mengatakan, terlalu cepat untuk menilai adanya indikasi pembunuhan atau bunuh diri dalam kasus ini.
Menurutnya, cara kematian korban dapat ditentukan setelah dilakukannya beberapa hal, termasuk pemeriksaan mayat, olah TKP, dan pemeriksaan saksi.
"Berkaca dari kasus Kalideres, pemeriksaan dilakukan secara intensif selama dua bulan sebelum akhirnya dapat ditentukan cara kematiannya," kata Ade saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/9/2025).
Nantinya, petugas forensik akan mencari tanda-tanda kematian yang tidak wajar.
Tanda-tanda kematian tidak wajar tersebut, seperti tanda kekerasan, tanda perlawanan, atau tanda keracunan.
Baca juga: WNI Bunuh WNI Lain di Malaysia, Terancam Penjara 40 Tahun hingga Hukuman Mati
Setelah itu, diperlukan pemeriksaan yang mendalam melalui otopsi forensik yang dilakukan dengan proses pembedahan mayat.
“Apabila ditemukan bau yang menyengat, maka hal tersebut menunjukkan adanya proses pembusukan,” jelas dia.
Dia mengungkapkan, proses pembusukan akan mengakibatkan sel-sel tubuh mengalami lisis.
Lisis atau proses terpecahnya sel-sel tubuh tersebut, pada gilirannya akan menghasilkan cairan maupun gas.