KOMPAS.com - Sama seperti manusia, ternyata kucing juga bisa mengalami demensia atau gejala penurunan fungsi kognitif.
Hal ini dibuktikan oleh para ilmuwan dari Universitas Edinburgh yang memeriksa otak post-mortem pada 25 kucing dengan gejala demensia, salah satunya yaitu linglung dan tampak pikun.
Mereka menemukan, ada penumpukan protein beracun yang salah satu ciri khas penyakit Alzheimer, yaitu amiloid-beta, dikutip dari BBC, Selasa (12/8/2025).
Tim peneliti meyakini bahwa penemuan ini akan membuka studi yang lebih terkait proses demensia pada kucing.
Adapun diperkirakan kucing yang mengalami demensia berada pada kisaran usia 7 sampai 15 tahun.
Lantas, apa saja tanda-tanda kucing mengalami demensia?
Baca juga: Ilmuwan Temukan Cara Berkomunikasi dengan Kucing, Pernah Coba?
Dilansir dari Science Alert, Kamis (4/9/2025), indikasi pertama kucing yang mengalami demensia dapat dllihat melalui adanya perubahan perilaku.
Setidaknya, ada delapan tanda yang menandakan bawa kucing Anda menderita demensia. Berikut selengkapnya:
1. Suara lebih keras
Pertama, kucing yang mengalami demensia dimungkinkan mengeluarkan suara keras dalam situasi baru. Misalnya, dia mengeong keras pada malam hari.
2. Pola tidur berubah
Selanjutnya, kucing juga bisa mengalami kegelisahan pada malam hari sehingga lebih banyak tidur di siang hari.
3. Lupa tempat buang air
Selain itu, kucing dengan penyakit ini juga bisa jadi mengalami perubahan kebiasaan buang air di toilet.
Buang air di luar kotak kotoran dapat menjadi tanda umum demensia pada kucing.
4. Berkeliaran dengan bingung
Sama seperti penderita demensia pada manusia, kucing mungkin menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau perilaku berkeliaran.
Gejalanya bisa berupa kehilangan arah, menatap dinding dengan kosong, menabrak benda, atau berjalan ke sisi pintu yang salah.
5. Tampak cemas
Lalu, kucing dengan demensia mungkin nampak cemas di sekitar orang, tempat, atau suara yang sudah familiar.
Mereka kemudian akan bersembunyi, pergi ke kolong tempat tidur, atau ke atas lemari untuk melarikan diri.
6. Lupa kebiasaan
Lalu, kucing juga menjadi kurang mampu melakukan kebiasaan sehari-hari seperti mencari mangkuk makanan dan dimungkinkan sulit untuk diajari kebiasaan baru.
7. Lebih clingy
Kucing dengan demensia juga terkadang menjadi lebih sering mencari perhatian atau clingy.
Namun, kucing juga dimungkinkan nampak berinteraksi lebih sedikit, mudah tersinggung, atau tidak mengenali pemiliknya.
8. Lebih pemalas.
Terakhir, kucing akan jarang bermain atau kurang tertarik menjelajah. Mereka juga semakin malas mandi dan merapikan diri.
Baca juga: Kisah Operation Cat Drop, Saat Kucing-Kucing Diterjunkan dari Langit untuk Membasmi Tikus
Ada banyak kesamaan yang signifikan terkait kucing yang mengalami demensia atau penyakit lainnya, misalnya ginjal dan artritis.
Selain itu, pengobatan dan pencegahan penyakit ini pada kucing masih menggunakan acuan penelitian terhadap manusia atau anjing mengingat studi yang masih terbatas.
Namun yang pasti, demensia pada kucing ini belum bisa disembukan sama halnya dengan penyakit pada spesies lain.
Walaupun begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membatasi dampak penyakit ini.
Pertama adalah dengan memodifikasi lingkungan untuk membantu menstimulasi kucing, mengaktifkan otak, serta merangsang pertumbuhan saraf .
Pada kucing sehat atau demensia ringan, memberikan mainan interaktif dan simulasi berburu atau petak umpet dapat menunda perkembangan disfungsi kognitif.
Akan tetapi, permainan ini tidak bisa diterapkan pada kucing dengan demensia parah. Sebab, mengubah lingkungan dapat menyebabkan kucing kebingungan dan cemas.
Kedua, perubahan pola makan juga pentinh dilakukan, khususnya dengan memberikan suplemen vitamin E dan C serta asam lemak esensial.
Nutrisi ini bermanfaat membantu mengurangi peradangan di otak dan memperlambat perkembangan penyakit.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini