BANDUNG, KOMPAS.com - Sebuah jembatan apung yang menghubungkan dua kecamatan, yaitu Kampung Cijeruk, Kecamatan Bojongsoang dan Kampung Mekarsari, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terputus akibat meningkatnya debit air dan derasnya aliran Sungai Citarum.
Kejadian ini terjadi setelah wilayah Kabupaten Bandung diguyur hujan selama dua hari berturut-turut.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa jembatan tersebut memiliki panjang sekitar 20 meter dan lebar 3 meter.
Baca juga: 4 Kecamatan di Bandung Terendam Banjir, Warga Pilih Bertahan
Seluruh konstruksi jembatan terbuat dari kayu, sementara fondasi penyangga di bagian bawah hanya diperkuat dengan drum bekas.
Jembatan itu terputus tepat di bagian tengah, yang biasanya digunakan oleh pengguna sepeda motor dan sepeda.
Agus Alek (32), seorang juru parkir yang menyaksikan peristiwa tersebut, menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.
Dia menyebutkan bahwa debit air sungai Citarum yang meningkat dan aliran sungai yang deras menyebabkan jembatan tersebut putus.
Selain itu, aliran sungai juga membawa berbagai jenis material sampah dalam jumlah yang cukup banyak.
"Awalnya jembatan agak miring karena banyak sampah yang menumpuk. Ketika air semakin deras, kayu penyanggah di bawah itu dihantam oleh sampah yang terbawa arus," kata Agus saat ditemui di lokasi, Rabu (11/9/2024).
Agus menambahkan bahwa sebelum dihantam tumpukan sampah, jembatan sudah terlihat tidak kuat menahan arus sungai.
Beruntung, tidak ada pengendara yang melintas saat jembatan tersebut terputus.
"Ada suara seperti kayu tertabrak sesuatu, lalu suara jembatan yang mau lepas. Tidak ada korban jiwa karena kami langsung meminta untuk menutup jembatannya," ujarnya.
Dia mengonfirmasi bahwa jembatan apung tersebut menghubungkan Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Bojongsoang.
"Jembatan ini aktif setiap hari, dibangun oleh warga, polisi, dan tentara," tambah Agus.
Selama menjadi juru parkir di dekat jembatan, Agus mengaku bahwa kejadian ini adalah yang pertama kalinya.