Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asma pada Anak Bisa Pengaruhi Fungsi Paru saat Dewasa, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 28/05/2025, 10:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Asma masih menjadi salah satu penyakit kronis yang banyak dijumpai pada anak-anak.

Meski gejalanya bisa dikendalikan, banyak orang tua yang belum menyadari bahwa asma yang tidak tertangani dengan baik dapat berdampak jangka panjang.

Salah satunya adalah gangguan fungsi paru-paru ketika anak tumbuh dewasa. Hal ini disampaikan oleh Dr. Wahyuni Indawati, Sp.A, Subsp.Respi(K), Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, dalam webinar yang digelar secara daring pada Selasa (27/5/2025).

Baca juga: Anak Punya Asma, Apakah Boleh Berolahraga? Ini Kata Dokter...

Risiko gangguan pernapasan saat dewasa akibat asma pada anak

Menurut Wahyuni, sistem pernapasan anak masih terus berkembang hingga usia dewasa muda, sekitar usia 24 tahun.

Namun, jika asma pada masa kanak-kanak tidak terkontrol dengan baik, perkembangan fungsi paru bisa terganggu.

“Kalau pada anak-anak dengan asma yang tidak terkendali sehingga selalu jatuh dalam kondisi serangan asma atau gejala asmanya sering, itu sebenarnya akan menurunkan fungsi parunya,” jelasnya.

Akibatnya, saat menginjak usia dewasa atau bahkan usia tua, anak dengan asma yang tidak tertangani optimal bisa lebih mudah mengalami sesak napas dan kelelahan. Ini karena fungsi paru-parunya tidak mencapai kapasitas maksimal yang seharusnya.

Baca juga: Waspadai Serangan Asma pada Anak, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya

Cara mengendalikan dan mengobati asma pada anak

Agar fungsi paru anak dapat berkembang optimal, pengendalian dan pengobatan asma menjadi kunci penting.

Wahyuni menekankan bahwa asma tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dikendalikan agar anak tetap tumbuh aktif dan sehat.

Pengendalian asma dapat dilakukan dengan:

  • Menghindari pencetus serangan seperti debu, asap rokok, atau udara dingin
  • Memberikan obat pengendali jika anak mengalami gejala lebih dari satu kali dalam sebulan
  • Menggunakan inhaler atau nebulizer saat serangan terjadi di rumah
  • Memberikan obat pengendali setiap hari minimal selama tiga bulan dan menurunkannya secara bertahap sesuai arahan dokter

Wahyuni juga mengingatkan agar orang tua tidak menghentikan pemberian obat hanya karena gejala membaik.

“Obat pengendali tetap harus diberikan sampai anak betul-betul stabil dan dokter memberikan arahan terkait kapan dosis bisa diturunkan,” ujarnya.

Asma yang tidak tertangani sejak masa anak-anak berisiko menghambat perkembangan fungsi paru dan memicu gangguan pernapasan di usia dewasa.

Karena itu, pengendalian asma yang tepat dan konsisten menjadi langkah penting agar anak bisa tumbuh sehat tanpa batasan fisik di masa depan.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau