JAKARTA, KOMPAS.com - Human papillomavirus (HPV) pada perempuan bisa memicu kanker leher rahim atau kanker serviks, kanker vagina, dan kanker vulva. Vaksinasi bisa jadi cara pencegahan, termasuk dengan hadirnya vaksin HPV generasi terbaru yaitu vaksin nonavalent.
"Indonesia merupakan negara dengan kasus kanker serviks terbanyak di Asia Tenggara. Setiap jam, dua wanita Indonesia meninggal karena kanker serviks. Kita harus mencegah ini, dan salah satu cara paling efektif adalah vaksinasi HPV," ujar Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dalam konferensi pers Update Jadwal Kalender Imunisasi Dewasa - Revaksinasi HPV di Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Baca juga:
Adapun di Indonesia, kanker leher rahim tercatat sebagai kanker kedua terbanyak yang diidap perempuan.
Setiap tahunnya, ada lebih dari 36.000 kasus kanker leher rahim baru dan 21.000 kematian. Diperkirakan jumlah perempuan yang terkena kanker leher rahim akan terus meningkat.
Selama ini, vaksin HPV generasi lama hanya melindungi dari dua tipe HPV berisiko tinggi yakni HPV 16 dan HPV 18.
Padahal, data menunjukkan ada tipe lain yang lebih banyak ditemukan di Indonesia yakni HPV 52 dan HPV 58, yang juga berisiko tinggi menyebabkan kanker leher rahim.
"Jadi kalau kita lihat HPV yang tipe 52, 16, 18, dan 58 itu merupakan tipe high-risk HPV dengan angka tertinggi berdasarkan lesi sitologi serviks normal," kata Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, Ketua Satgas Imunisasi PP PAPDI, kepada Kompas.com di lokasi.
Vaksin HPV sembilan valent atau nonavalent merupakan vaksin generasi terbaru yang melindungi dari sembilan tipe HPV, termasuk HPV 6, HPV 11, HPV 16, HPV 18, HPV 31, HPV 33, HPV 45, HPV 52, dan HPV 58.
Indikasi pemberiannya ditujukan untuk orang dewasa berusia sekitar di atas 18 tahun, dengan kelompok sasaran perempuan hingga usia 45 tahun serta laki-laki hingga usia 26 tahun.
Sama seperti jenis lainnya, vaksin HPV nonavalent diberikan dalam tiga dosis, tepatnya pada bulan ke-nol bulan kedua, dan bulan keenam.
Jika vaksin HPV bivalent hanya melindungi dari tipe HPV 16 dan HPV 18, serta vaksin quadrivalent yang mencakup HPV 6, HPV 11, HPV 16, dan HPV 18 maka vaksin nonavalent dianggap lebih komprehensif.
Hal ini karena tambahan lima tipe HPV lainnya juga berperan penting sebagai penyebab kanker serviks dan kanker lain yang terkait dengan infeksi HPV.
Dr. Sukamto menuturkan soal keamanan vaksin ini. Menurutnya, vaksin HPV menggunakan komponen yang disebut L1-VLP (virus like particle) yang tidak mengandung DNA virus sehingga tidak menyebabkan infeksius.
Baca juga: