NUSANTARA, KOMPAS.com - Indeks Harga Konsumen (IHK) di kawasan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali berstatus inflasi pada bulan Desember 2024, dengan dengan angka yang lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.
Baca juga: IKN Dikunjungi 7.300 Wisatawan Saat Momen Libur Natal
Dua wilayah penyangga IKN, yaitu Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,33 persen dan 0,87 persen secara bulanan atau month to month (mmt).
Capaian inflasi bulanan tersebut membuat inflasi tahunan di Kota Balikpapan mencapai 1,11 persen, sedangkan Kabupaten PPU mencatat inflasi tahunan sebesar 1,25 persen atau year on year (yoy).
Jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,57 persen dan inflasi gabungan dari empat kota di Provinsi Kalimantan Timur yang berada pada level 1,47 persen (yoy), inflasi di Balikpapan dan PPU relatif lebih terjaga.
Komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi di wilayah ini termasuk ikan layang, kangkung, air kemasan, bayam, dan tomat.
Menurut Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Balikpapan, Robi Ariadi, inflasi tahunan yang tercatat pada akhir Desember 2024 di Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU dipengaruhi oleh sisi pasokan komoditas pangan yang tetap terjaga.
Baca juga: Tak Sepeser Pun APBN Digunakan untuk Uji Coba Trem, dan Taksi Terbang di IKN
"Meskipun angka ini masih berada sedikit di bawah rentang sasaran inflasi nasional yaitu 2,5 persen +1 persen," ujarnya pada Senin (6/1/2025).
Robi menambahkan bahwa ke depan, akselerasi belanja daerah dan berbagai kegiatan seperti meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE) diharapkan dapat meningkatkan permintaan.
Meskipun inflasi terjadi, hasil survei pada Desember 2024 menunjukkan bahwa level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap optimistis, meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat mencapai angka 143 persen.
Keyakinan ini didorong oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini (IKE) dan ekspektasi kondisi ekonomi ke depan (IEK).
Daya beli masyarakat juga terlihat dari peningkatan jumlah transaksi QRIS di Kota Balikpapan dan Kabupaten PPU, yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,30 persen (mtm) dan 3,47 persen (mtm) dibandingkan dengan periode Oktober 2024.
Meskipun ada optimisme dari konsumen, inflasi daerah tetap perlu diwaspadai, terutama dengan meningkatnya sisi permintaan di tengah curah hujan yang cukup tinggi.
Hal ini berpotensi mengganggu ketersediaan pasokan pangan seperti tomat, cabai rawit, dan cabai merah yang saat ini harganya menunjukkan indikasi peningkatan.
Selain itu, kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) di Balikpapan dan PPU pada tahun 2025, serta perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) yang diperkirakan lebih meriah, menjadi faktor tambahan yang dapat mendorong konsumsi dan memengaruhi inflasi.
Geliat pembangunan infrastruktur di IKN juga diharapkan dapat memengaruhi dinamika konsumsi di wilayah tersebut.
Dengan pemantauan yang ketat dan strategi yang tepat, diharapkan inflasi dapat dikelola dengan baik, menjaga kestabilan ekonomi di kawasan penyangga IKN.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini