Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adopsi Energi Hijau, PLN Malang Ajak Pegawai hingga Pelanggan Pasang Panel Surya

Kompas.com - 02/10/2025, 19:19 WIB
Nugraha Perdana,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Malang secara proaktif mendorong penerapan energi hijau di kalangan internal maupun masyarakat luas.

Salah satu langkah yang digalakkan adalah pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau PV Rooftop untuk hunian pribadi, sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Manager PLN UP3 Malang, Agung Wibowo, menyampaikan bahwa inisiatif ini tidak hanya sebatas imbauan. Menurutnya, banyak pegawai PLN telah menjadi pelopor dengan memasang panel surya di atap rumah mereka masing-masing.

Baca juga: Wings Group Pasang PLTS Atap 36 MWp di Delapan Pabrik

"Pegawai-pegawai di tempat kami pun memasang panel surya. Ini terbukti bisa mengurangi pemakaian energi listrik dari jaringan PLN dan mendukung program energi hijau," ujar Agung saat ditemui dalam kegiatan Priority Customer Intimacy di Kota Malang, Kamis (2/10/2025).

Agung menjelaskan, sesuai regulasi Kementerian ESDM saat ini, sistem PLTS Atap untuk perumahan berfungsi sebagai standalone atau private use.

Artinya, energi listrik yang dihasilkan dari matahari digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga secara langsung, bukan untuk dijual.

"Sistemnya itu dipakai untuk rumah, jadi fungsinya mengurangi pemakaian listrik PLN. Selama tidak ada energi yang dijual ke masyarakat, itu aman dan bisa digunakan sepuasnya," tegasnya.

Meskipun manfaatnya signifikan, Agung menyoroti tantangan utama dalam adopsi PLTS Atap, yakni sifat energi surya yang intermiten atau fluktuatif karena kondisi cuaca. Untuk mengatasi hal ini, peran baterai sebagai penyimpan energi menjadi sangat krusial.

"Fungsi panel surya itu alat untuk mengambil energi dari matahari, kemudian mengisi daya baterai. Ketika cuaca mendung atau malam hari, listrik dari baterai inilah yang digunakan," jelasnya.

Namun, ia mengakui bahwa biaya investasi baterai yang tinggi, mencapai hampir 50 persen dari total biaya pemasangan panel surya, masih menjadi kendala bagi sebagian besar masyarakat.

Baca juga: Kapasitas PLTS Terpasang di Jakarta Capai 34 MWp, Disumbang oleh Perkantoran

"Harapannya, ketika pelanggan ingin memasang PV Rooftop, pasanglah lengkap dengan baterai. Jadi fungsinya benar-benar sebagai sumber energi mandiri yang andal," katanya.

Di sisi lain, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pesatnya pembangunan perumahan di Malang Raya, PLN UP3 Malang meluncurkan program PKS (Perjanjian Kerja Sama) Tripartit. Program ini merupakan kolaborasi strategis antara PLN, perbankan, dan pengembang (developer).

Agung Wibowo, menyatakan program ini menjadi solusi atas kendala penyambungan listrik baru di kawasan perumahan, yang sering kali terkendala jarak dari jaringan utama dan biaya perluasan infrastruktur.

"Sering kami temui rumah sudah jadi, tapi jaringan listriknya belum ada. Melalui program ini, kami bisa merencanakan perluasan jaringan jauh-jauh hari sejak site plan perumahan kami terima," jelas Agung.

Skema ini memungkinkan pengembang yang terkendala biaya perluasan jaringan untuk mendapatkan pinjaman lunak dari bank mitra.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Koalisi Manajer Aset Net Zero Kembali, Tapi Tanpa Komitmen Iklim 2050
Pemerintah
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
7.500 Peserta Ikuti PLN Electric Run 2025, Ajang Lari Nol Emisi Pertama di Indonesia
BUMN
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
Jangkar Kapal Merusak Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Gagalnya Tata Kelola Pariwisata
LSM/Figur
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Studi Ungkap Emisi Penerbangan Nyata Bisa Tiga Kali Lipat Lebih Tinggi dari Kalkulator Karbon
Pemerintah
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
Sektor Pertanian Harus Tumbuh 4,7 Persen Per Tahun Jika Pertumbuhan PDB RI Ingin Capai 8 Persen
LSM/Figur
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di 'Smelter' Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Kemenaker: 104 Kecelakaan Kerja Terjadi di "Smelter" Nikel, SOP hingga K3 Masih Diabaikan
Pemerintah
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Emisi Tak Terlihat dari Colokan Listrik
Pemerintah
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
Pertamina dan KLHK Tanam Ratusan Pohon Produktif di Hulu DAS di Bogor
BUMN
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau