Dengan demikian, tercipta simbiosis mutualisme yang mempercepat ketersediaan listrik di properti baru.
Baca juga: Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
"Ketika developer, PLN, dan perbankan bergandengan tangan, maka pertumbuhan ekonomi tentu akan semakin berjalan," katanya.
Untuk mempermudah masyarakat yang tertarik, PLN menggandeng anak usahanya, ICON Plus, sebagai penyedia solusi pemasangan PLTS Atap.
Manager Kantor Perwakilan Malang ICON Plus, Imam Prasetyo, memaparkan bahwa pihaknya melayani dua segmen utama yakni korporasi (enterprise) dan perumahan.
Untuk korporasi, tersedia tiga skema pembiayaan yakni pembelian putus (one-time charge), sewa perangkat, hingga sewa dengan pembiayaan dari lembaga keuangan.
Sementara untuk segmen perumahan, layanan dapat diakses melalui aplikasi PLN Mobile dengan mekanisme pembelian putus.
Imam merinci biaya investasi PLTS Atap sistem on-grid (tersambung ke jaringan PLN tanpa baterai) dengan kapasitas 2 KWP (Kilowatt peak) berada di kisaran Rp 40 juta. Sistem ini diperkirakan mampu menekan tagihan listrik bulanan hingga lebih dari 50 persen.
"Investasi memang terasa besar di awal. Namun jika dihitung dari efisiensinya, ini sangat menguntungkan," kata Imam.
Baca juga: Pabrik Panel Surya Terbesar di Indonesia Bakal Produksi 1,4 Juta Lembar Per Tahun
Jika pelanggan memilih sistem off-grid atau hybrid yang menggunakan baterai, biayanya bisa mencapai dua kali lipat atau sekitar Rp 80 juta. Kendati lebih mahal, sistem ini menawarkan kemandirian energi yang lebih tinggi.
"Untuk usia pakainya, garansi panel surya itu 15 tahun, tetapi pabrikan mengklaim bisa bertahan hingga 30 tahun," katanya.
Meski adopsi di Malang diakuinya belum sebanyak kota besar seperti Surabaya, tetapi PLN dan ICON Plus terus menyosialisasikan manfaat energi bersih ini sebagai bagian dari peta jalan transisi energi nasional yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
"Sesuai arahan pemerintah, porsi pembangkit energi baru terbarukan akan terus ditingkatkan secara masif dalam 10 tahun ke depan untuk mengurangi penggunaan batu bara secara signifikan," tutup Agung.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya