Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2025, 16:37 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com – Kota Surabaya kembali menegaskan posisinya sebagai pionir dalam pembangunan kota berkelanjutan dengan memamerkan praktik baik pengelolaan lingkungan dalam ajang Lestari Summit and Award 2025 di Jakarta.

Mewakili komitmen kuat Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Dedik Irianto memaparkan strategi Pemkot Surabaya dalam membangun kota berkelanjutan dalam Lestari Summit and Award 2025 di Jakarta (2/10/2025).

Dedik Irianto menyampaikan, keberhasilan ini merupakan bagian integral dari Misi RPJMD 2025-2029 Pemkot Surabaya, khususnya dalam "Memantapkan Ketahanan Daerah melalui Pembangunan Infrastruktur yang Berkelanjutan" mencakup pengelolaan lingkungan hidup dan sampah.

Salah satu keberhasilan yang diraih adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo yang berhasil mengalihkan sampah menjadi energi listrik hingga 11 megawatt.

Narasi utama dari praktik baik Surabaya ini adalah inovasi teknologi Waste to Energy (WtE) yang terpusat di TPA Benowo. Fasilitas ini membuktikan bahwa sampah bukan hanya masalah, tetapi juga sumber energi.

TPA Benowo kini mengoperasikan dua teknologi utama yang secara total menghasilkan daya listrik sebesar 11 Mw. Teknologi pertama yakni, Gasification Power Plant yang mengolah 1.000 ton sampah per hari dan menyumbang listrik sebesar 9 megawatt.

Kedua, Landfill Gas Power Plant yang memanfaatkan gas metana (methane capture) dari sisa sampah (sekitar 500 ton fresh waste), menghasilkan tambahan 2 megawatt listrik.

Model Komunitas dalam Ekonomi Sirkuler

Praktik baik keberlanjutan lain yang dijalankan Pemkot Surabaya yakni mendorong model komunitas guna memperkuat ekonomi sirkuler.

Baca juga: Bappenas Minta AHY Ikuti Jejak Ali Sadikin Bangun Kota Berkelanjutan

"Angka 99,13 persen sampah terkelola di Surabaya tidak hanya ditopang oleh teknologi di hilir, tetapi juga oleh penguatan upaya pengurangan dan penanganan di tingkat masyarakat," ungkap Dedik.

Dia menjelaskan, pengurangan sampah dilakukan melalui jejaring fasilitas dan program yang dikelola secara partisipatif, yakni:

  • 12 Lokasi TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) yang mampu mengurangi sampah hingga 45 ton per hari.
  • 27 Rumah Kompos untuk memproses sampah organik menjadi kompos, mengurangi 94 ton sampah per hari.
  • 670 Unit Bank Sampah yang mendorong ekonomi sirkuler di tingkat RW.
  • 1361 RW/Kampung Zero Waste/Kampung Pancasila yang menjadi ujung tombak perubahan perilaku.

Penukaran botol plastik Suroboyo Bus juga menjadi insentif yang berhasil mendorong partisipasi warga dalam daur ulang.

Limbah Popok Sekali Pakai

Hal menarik mengemuka dalam paparan Dedik Irianto yang mengungkapkan Surabaya menjadi satu-satunya wakil dari Indonesia yang masuk dalam "Top 50 Bloomberg Mayors Challenge", berkat terobosan dalam penanganan limbah popok dan pembalut sekali pakai.

"Inovasi ini berawal dari keprihatinan terhadap jutaan popok sekali pakai yang mencemari Sungai Brantas, sumber air baku bagi 3 juta warga Surabaya," ungkap Dedik.

Pemkot Surabaya mengeluarkan kebijakan, termasuk surat edaran Walikota, untuk mendorong masyarakat beralih ke produk pakai ulang.

Program ini, jelas Dedik, memberikan keunggulan yakni mengurangi mikroplastik di sungai, meningkatkan kesehatan bayi, menghemat pengeluaran masyarakat hingga 70 persen, dan memberdayakan kaum wanita dan disabilitas dalam produksi popok/pembalut pakai ulang.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau