KOMPAS.com - Banyak orang merasa dilema ketika mengikuti perkembangan situasi negara. Di sisi lain, muncul rasa peduli terhadap kondisi bangsa yang sedang tidak stabil.
Meski begitu, terlalu larut dalam berita demo, konflik, atau isu politik justru bisa menimbulkan kecemasan berlebihan. Lantas, bagaimana cara agar tetap peduli pada keadaan negara tanpa mengorbankan kesehatan mental?
Psikolog Meity Arianty menjelaskan, kunci utamanya adalah menjaga keseimbangan. Artinya, masyarakat tetap bisa terlibat dalam isu sosial, tetapi dengan cara yang sadar dan terkelola agar tidak terbebani secara emosional.
Baca juga: 6 Tips Mencegah Stres akibat Permasalahan Negara Menurut Psikolog
Meity menegaskan, kesehatan mental harus menjadi prioritas utama sebelum terjun mengonsumsi isu-isu sosial atau politik.
“Jaga keseimbangan antara peduli terhadap situasi negara dengan menjaga kesehatan mental melalui pendekatan yang sadar dan terkelola. Fokus ke kesehatan mental dulu, baru ke negara, jangan di balik,” jelas Meity saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (30/8/2025).
Dengan kata lain, seseorang tetap bisa peduli dan aktif berkontribusi untuk negara, tetapi tidak sampai melupakan kondisi diri sendiri.
Menurut Meity, teori mindfulness bisa menjadi pendekatan efektif untuk menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian.
“Menurut teori Mindfulness, penting untuk menyadari perasaan Anda terhadap situasi yang terjadi di sekitar kita, namun juga penting untuk tidak berlarut-larut dalam kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan,” ujarnya.
Dengan kesadaran penuh, seseorang bisa mengelola perasaan marah, sedih, atau gelisah, tanpa membiarkan emosi itu mendikte seluruh aktivitas sehari-hari.
Salah satu langkah praktis yang disarankan Meity adalah mengatur paparan berita.
Baca juga: Mengapa Bisa Cemas Setelah Lihat Berita tentang Kondisi Negara? Ini Kata Psikolog
Terlalu banyak informasi, apalagi dari sumber yang beragam dan kurang terpercaya bisa menambah beban pikiran.
“Salah satu cara adalah dengan membatasi paparan informasi yang masuk melalui penglihatan dan pendengaran Anda, dengan mengatur kapan dan berapa lama kita mengikuti perkembangan berita,” tutur Meity.
Masyarakat bisa menjadwalkan waktu khusus untuk mengakses berita, misalnya hanya beberapa menit dalam sehari, agar pikiran tidak terus menerus terhantui oleh isu politik atau sosial.
Selain membatasi informasi, ia juga menekankan pentingnya praktik self-care untuk menjaga kesejahteraan emosional.
“Selain itu, gunakan teknik self-care untuk kesejahteraan emosional Anda, seperti olahraga, berkumpul dengan orang terdekat, atau melakukan hobi yang menyenangkan,” ujarnya.