Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[BERITA FOTO] Tak Seindah Namanya, Ini Penampakan TPS3R Pasar Cantik Ciputat Tangsel

Kompas.com - 13/05/2025, 18:13 WIB
Intan Afrida Rafni,
Larissa Huda

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Permukiman warga di sekitar Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Pasar Cantik, Ciputat, Tangerang Selatan, tercemar air lindi hitam pekat.

Cairan limbah dari tumpukan sampah itu mengalir ke jalanan di sekitar pasar, mengeluarkan bau tak sedap yang menyengat.

Tak hanya itu, belatung juga mulai menyerbu area tersebut, serta mengganggu kenyamanan dan kesehatan masyarakat.

Baca juga: Belatung Masuk Toko akibat Sampah TPS3R Pasar Cantik, Penjual: Pelanggan Kabur

Kondisi belatung yang menyerbu pemukiman warga di sekitar TPS3R Pasar Cantik, Ciputat.Intan Afrida Rafni Kondisi belatung yang menyerbu pemukiman warga di sekitar TPS3R Pasar Cantik, Ciputat.

Belatung tersebut bahkan terlihat berkeliaran hingga ke toko warga di sekitar lokasi TPS3R.

Pemilik toko sembako yang letaknya berdekatan dengan area pembuangan sampah, Sulistyowati (47), mengeluhkan situasi yang sudah berlangsung sejak tiga tahun terakhir.

Ia mengeluh kehilangan banyak pelanggan akibat situasi yang sangat kumuh tersebut.

TPS3R Pasar Cantik, Ciputat, Tangsel, mengeluarkan air lindi hitam pekat dan belatung yang berasal dari tumpukan sampah.KOMPAS.com/INTAN AFRIDA RAFNI TPS3R Pasar Cantik, Ciputat, Tangsel, mengeluarkan air lindi hitam pekat dan belatung yang berasal dari tumpukan sampah.

Air lindi mengeluarkan bau tak sedap yang mengganggu kenyamanan, serta berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

Selain belatung, hewan-hewan lain seperti tikus, kecoa, dan lakar hijau juga sering muncul akibat tumpukan sampah yang semakin menumpuk.

Hal ini dialami Zainal Arifin (32), pedagang beras yang turut merasakan dampak dari buruknya pengelolaan sampah di TPS3R Pasar Cantik.

Aktivitas pengangkutan sampah di TPS3R Pasar Cantik, Ciputat, Tangsel, oleh Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan, dengan menggunakan alat berat ekskavator.KOMPAS.com/INTAN AFRIDA RAFNI Aktivitas pengangkutan sampah di TPS3R Pasar Cantik, Ciputat, Tangsel, oleh Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Tangerang Selatan, dengan menggunakan alat berat ekskavator.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel sedang memindahkan tumpukan sampah menggunakan alat berat, tetapi warga berharap pembersihan bisa segera diselesaikan.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel belum memberikan komentar terkait permasalahan sampah di TPS3R Pasar Cantik, Ciputat.

Baca juga: Air Lindi dan Belatung Serbu Permukiman Warga Sekitar TPS3R Pasar Cantik Ciputat

Warga berinisiatif menutupnya dengan seng dan kayu agar sampah TPS3R Pasar Cantik, Ciputat, tidak langsung menjalar ke pemukiman.KOMPAS.com/INTAN AFRIDA RAFNI Warga berinisiatif menutupnya dengan seng dan kayu agar sampah TPS3R Pasar Cantik, Ciputat, tidak langsung menjalar ke pemukiman.

Warga setempat berinisiatif menutup gunungan sampah di TPS3R Pasar Cantik dengan seng dan kayu sebagai penyangga darurat.

Hal ini dilakukan karena pembatas tembok antara TPS3R dan permukiman warga jebol sepanjang 10 meter akibat sampah yang tidak terkelola dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Pemprov Jakarta Bakal Bangun Tanggul untuk Cegah Banjir Rob di Jakut
Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Mayat Pria Ditemukan di Apartemen Tebet
Megapolitan
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Kasus Warga Cikiwul Tebus Daging Kurban Rp 15.000 Diselesaikan secara Musyawarah
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Korban Kebakaran Penjaringan Minta Rano Karno Bantu Pembangunan Rumah: Kan Kita Udah Milih Dia
Megapolitan
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Hendak Tawuran Sambil Bawa Sajam hingga Bom Molotov, 3 Remaja di Jakpus Ditangkap
Megapolitan
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap 'Ngebul' ke Muka Saya
Cerita Misti Selamatkan Diri dari Kebakaran Penjaringan: Asap "Ngebul" ke Muka Saya
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Korban Kebakaran Penjaringan Kesulitan Gunakan Toilet Portabel
Megapolitan
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Plafon Terminal Jatijajar Depok Roboh akibat Angin Puting Beliung
Megapolitan
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Korban Kebakaran Penjaringan Masih Kekurangan Bantuan Pakaian
Megapolitan
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Pemkot Depok Janjikan Bantuan Tukang dan Material untuk Perbaikan Rumah Terdampak Puting Beliung
Megapolitan
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
2 Pemotor Remaja Tewas Usai Tabrak Pembatas Jalan di Depok
Megapolitan
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Tidur Beralaskan Terpal, Korban Kebakaran Penjaringan Minta Bantuan Kasur
Megapolitan
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Klarifikasi Panitia Minta Rp 15.000 untuk Tebus Daging Kurban di Cikiwul: Untuk Operasional
Megapolitan
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Perbaikan Rumah Rusak akibat Puting Beliung di Depok Bakal Gunakan Anggaran BTT
Megapolitan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Pramono Prioritaskan Bantu Balita yang Jadi Korban Kebakaran Penjaringan
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau