JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut Jakarta menempati peringkat ke-17 dari 50 kota di dunia dalam kategori transportasi publik terbaik berdasarkan hasil survei internasional Time Out.
Survei yang melibatkan 18 ribu responden dunia itu menempatkan Jakarta di posisi kedua Asia Tenggara setelah Singapura.
Dengan capaian tersebut, Jakarta dinilai lebih unggul dibanding Kuala Lumpur, Manila, dan Bangkok.
“Jakarta sekarang ini dari 50 negara, 18 ribu yang disurvei, itu berada nomor 17. Di ASEAN setelah Singapura, jadi kita lebih baik dari Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, dan sebagainya,” ucap Pramono di Halte Jaga Jakarta, Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).
Baca juga: Pramono Resmikan Halte Senen Sentral Berganti Nama Jadi Jaga Jakarta
Pramono juga menyinggung perbaikan 22 halte Transjakarta yang rusak dan terbakar akibat aksi demonstrasi pada Jumat (29/8/2025).
Ia memastikan seluruh halte sudah kembali berfungsi normal hanya dalam waktu kurang dari tujuh hari.
“Tidak lebih dari tujuh hari, sudah normal kembali. Dan hari ini mohon maaf, tarifnya juga sudah normal kembali,” kata dia.
Salah satu halte yang mengalami kerusakan terparah adalah Halte Senen Sentral, yang kini resmi berganti nama menjadi Halte Jaga Jakarta.
Menurut Pramono, perubahan nama halte ini dipilih untuk mengingatkan warga agar bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan kota.
“Karena yang pertama, sebagai bagian kita untuk menjaga Jakarta secara bersama-sama. Supaya kejadian ini tidak terulang kembali, maka saya bersama jajaran balik kota memutuskan untuk mengubah Halte Sentral Jakarta ini, menjadi Jaga Jakarta,” ungkap Pramono.
Baca juga: Pramono Ungkap Alasan Ganti Nama Halte Senen Sentral Jadi Jaga Jakarta
Sebagai pengingat, di halte yang baru diresmikan itu dipajang monumen berisi barang-barang yang terbakar saat kericuhan, mulai dari blower, televisi, hingga bongkahan guiding block. Semua disimpan dalam lemari kaca.
Kini, Halte Jaga Jakarta sudah dilengkapi mushala, toilet, serta area khusus pedagang, dengan aktivitas penumpang yang mencapai sekitar 10 ribu orang per hari.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini