JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia memiliki kesetaraan posisi dalam proses negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
Hal ini berkaitan dengan perundingan yang telah memakan waktu yang lama. Sebagai catatan, perundingan IEU CEPA telah berlangsung sejak 2016 dan telah melalui 19 putaran.
"Dengan demikian kita mencapai kesetaraan posisi sampai dengan pertemuan kemarin sore," dia dalam konferensi pers terkait perkembangan negosiasi Indonesia EU CEPA, Sabtu (7/6/2025).
Baca juga: Menko Airlangga: Perundingan Terkait I-EU CEPA Telah Capai Tahap Akhir
Ia menambahkan, hampir seluruh materi sudah disepakati secara bersama. Mengingat ini adalah perjanjian bersama, maka kesetaraan posisi antar kedua negara tersebut menjadi penting.
Secara umum, keuntungan strategi bagi Indonesia dari kesepakatan ini adalah terbukanya pasar Eropa yang selama ini dikenakan biaya masuk yang relatif tinggi dibandingkan negara tetangga.
Airlangga mencontohkan, Vietnam mendapatkan tarif yang lebih rendah untuk seluruh produk yang dikirimkan ke Eropa.
"Sehingga ekspor negara tersebut (Vietnam) lebih tinggi daripada ekspor di Indonesia," imbuh dia.
Baca juga: Perundingan IEU CEPA Ditargetkan Rampung Semester I 2025, Apa Isinya?
Di sisi lain, Airlangga berharap kesepakatan tersebut juga nantinya dapat menarik investasi dari Uni Eropa.
Beberapa kajian lain juga memproyeksikan dengan adanya IEU CEPA ini, Indonesia berpotensi akan menaikkan nilai ekspor lebih dari 50 persen dalam 3-4 tahun ke depan.
Lebih lanjut, Airlangga bilang proses negosiasi IEU CEPA. telah memasuki tahap akhir.
"Pembicaraan sudah tahap akhir," ujar dia.
Baca juga: RI-Uni Eropa Percepat Penyelesaian IEU-CEPA untuk Hadapi Kebijakan Tarif Trump