SEMARANG, KOMPAS.com – Jawa Tengah dinilai siap menjadi magnet investasi hijau di Indonesia. Dengan potensi energi terbarukan mencapai 201 gigawatt (GW) dan daya tarik kawasan industri unggulan, provinsi ini menyimpan peluang investasi energi bersih senilai 8,26 miliar dollar AS atau sekitar Rp 132 triliun (kurs Rp16.500 per dollar AS).
Peluang tersebut dipaparkan dalam forum Central Java Renewable Energy Investment Forum yang digelar di Semarang, Rabu (26/6/2025), hasil kolaborasi Institute for Essential Services Reform (IESR) dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah.
Forum ini telah digelar rutin sejak 2022 untuk mempertemukan investor, pelaku industri, dan pemerintah daerah.
Baca juga: Peluang Indonesia di Tengah Lonjakan Investasi Hijau Asia Tenggara
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, mewakili Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi, menyatakan bahwa pemerintah daerah terus mendorong masuknya investasi energi baru terbarukan (EBT), termasuk melalui pengembangan program berbasis masyarakat.
“Di Jawa Tengah, kami terus berupaya mendorong terwujudnya transisi energi yang berkeadilan, berbasis kearifan lokal, dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat,” ujarnya di Semarang, dikutip dari siaran pers, Kamis (26/6/2025).
Sujarwanto mencontohkan Program Desa Mandiri Energi sebagai bentuk apresiasi kepada desa dan masyarakat yang telah mengembangkan potensi EBT secara mandiri. Ia juga menyebutkan dorongan kepada pelaku industri untuk memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dalam operasional mereka.
Baca juga: Kadin Perkuat Ekosistem Investasi Hijau di Indonesia
Secara statistik, sektor manufaktur berkontribusi paling besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Tengah tahun 2023, yakni sebesar 34,03 persen.
Selama periode 2020–2024, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di provinsi ini mencapai Rp88,44 triliun. Investornya berasal antara lain dari Singapura, Jepang, dan China.
Namun, target bauran energi terbarukan sebesar 21,32 persen pada 2025 belum tercapai, dengan capaian baru di angka 18,58 persen hingga tahun 2024.
Untuk mempercepat pencapaian tersebut, IESR mencatat potensi energi surya di Jawa Tengah mencapai 194 GW, dengan potensi proyek PLTS yang layak secara finansial sebesar 13,5 GW.
Lokasi-lokasinya tersebar di 12 wilayah termasuk Wonogiri, Boyolali, Semarang, Brebes, Kudus, dan Banjarnegara.
“Sayangnya, RUPTL 2025–2034 baru merencanakan pengembangan PLTS di Jawa Tengah sebesar 3,8 GW hingga 2034,” ungkap Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa.
Baca juga: Danantara, Kunci Percepatan Investasi Hijau di Indonesia