Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Beras Premium Kosong di Ritel, Mentan: Bukan Tanda Kelangkaan

Kompas.com - 03/09/2025, 05:00 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kekosongan stok beras premium di sejumlah toko ritel modern saat ini tidak menandakan kelangkaan beras. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan, kondisi ini terjadi karena pergeseran pola distribusi beras dari pabrik ke pasar tradisional.

"Yang dikatakan langka kalau ada orang ngantre beli beras. Ini ada pergeseran pola pendistribusi beras dari sebelumnya dan sekarang. Ini mengisi ruang pasar tradisional dari pabrik kecil ke pasar tradisional," ujar Amran di Kantor Bulog, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Amran menjelaskan, sebelumnya distribusi beras premium didominasi pabrik besar ke ritel modern. Kini, sebagian dialihkan ke pasar tradisional, sehingga omzet penjualan di pasar tradisional meningkat.

"Kalau produksi beras baik, itu bukan langka. Semua indikator, termasuk inflasi dan produksi, alhamdulillah baik," katanya.

Baca juga: Penyaluran Beras SPHP Baru 20,21 Persen dari Target 1,3 Juta Ton

Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat memberikan keterangan di Kantor Bulog, Jakarta, Selasa (2/9/2025).Kompas.com/Dian Erika Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat memberikan keterangan di Kantor Bulog, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras pada Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, dan hingga Desember 2025 bisa tembus 34 juta ton. Tahun 2024, produksi 30 juta ton tercapai pada Desember.

Meski stok beras premium terlihat menipis, beberapa toko ritel modern masih menjual merek tertentu.

Pantauan Kompas.com pada Minggu (24/8/2025) di Superindo Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hanya tersedia beras Topi Koki seharga Rp 140.790 per kemasan 5 kilogram. Sedangkan beras SPHP Bulog kosong.

Seorang karyawan Superindo mengatakan, "Pasokan yang ada ini aja, yang lain suplier belum datang, yang SPHP enggak ada."

Baca juga: Beras Premium di Ritel Kosong, Mentan: Karena Pergeseran Distribusi

 

Kondisi serupa terlihat di Alfamidi Panglima Polim, sementara Alfamart hanya menyisakan satu karung beras Raja Platinum 5 kilogram seharga Rp 74.500.

Menurut karyawan minimarket, kekosongan stok SPHP terjadi karena penarikan akibat kasus beras oplosan.

"SPHP ditarik semua, kemarin kasus beras oplosan itu, jadi tinggal merek Raja," ujarnya.

Baca juga: Mentan Klaim Harga Beras Turun di 32 Provinsi

Di pasar tradisional, pasokan beras premium juga terbatas. Di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, harga beras Pandan Wangi mencapai Rp 22.000 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi Rp 14.900 per kilogram.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Iqbal Shoffan Shofwan menambahkan, ritel modern saat ini berhati-hati menjual beras premium.

"Mereka melihat dulu packaging beras premium ini sesuai enggak dengan klaim mereka di package-nya," kata Iqbal di JCC, Senayan, Jumat (29/8/2025).

Aprindo menyebut, langkah itu untuk menghindari kerugian konsumen. Sementara beras SPHP kini sudah disalurkan ke ratusan gerai ritel di Indonesia, dan diharapkan distribusinya semakin masif.

Baca juga: Bulog Pastikan HET Beras SPHP Tetap Rp12.500 per Kilogram

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Di Tengah Rumor PHK Massal, Laba Gudang Garam Anjlok Drastis
Industri
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Menkeu Purbaya soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Itu Suara Sebagian Kecil Masyarakat...
Ekbis
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
IHSG Rontok Usai Sri Mulyani Diganti: Pasar Panik atau Rasional?
Keuangan
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Saham Emiten Rokok Meroket Usai Sri Mulyani Tak Lagi Jadi Menteri
Cuan
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Purbaya Menkeu Baru, Industri Mebel: Momentum Memperkuat Fondasi Fiskal
Industri
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Soal Badan Penerimaan Negara, Menkeu Purbaya: Kayaknya Suka-suka Saya...
Ekbis
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
6 Strategi Menabung ala Gen Z yang Bisa Dicoba
Keuangan
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Harga Emas Melambung, Hartadinata Abadi (HRTA) Optimistis Penjualan Tumbuh hingga 60 Persen
Cuan
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Youth Chapter Hadir di Belt and Road Summit 2025, Dorong Keterlibatan Pemuda dalam Ekonomi Global
Ekbis
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Pertamina NRE Gandeng HyET Belanda Kembangkan Teknologi EBT
Energi
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Surya Semesta Internusa (SSIA) Tetap Bagi Dividen 30 Persen di Tengah Proyeksi Penurunan Laba
Cuan
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Purbaya Menteri Keuangan Baru, Indef: Dia Ekonom yang Baik...
Ekbis
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Harpelnas 2025, J Trust Bank (BCIC) Sebut Nasabah jadi Bagian Penting
Keuangan
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Lapangan Minyak Tua Sumatera Pecahkan Rekor Produksi 30.000 Barrel per Hari
Energi
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Hong Kong Dorong Kolaborasi Internasional, Tampilkan Peran Kunci di Belt and Road Summit 2025
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau