Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anwar Saragih
Peneliti

Kandidat Doktor Ilmu Politik yang suka membaca dan menulis

"Reshuffle" Kabinet dan Tukar Tambah Politik Jokowi

Kompas.com - 20/07/2024, 08:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA pengujung masa jabatan yang menyisakan waktu sekitar tiga bulan lagi, Presiden Jokowi akhirnya menggunakan hak prerogatifnya sebagai kepala pemerintahan dengan melakukan reshuffle kabinet.

Ada tiga nama yang dilantik Jokowi di Istana Negara Jakarta pada Kamis, 18 Juli 2024, yakni Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan, Sudaryono sebagai Wakil Menteri Pertanian, dan Yuliot Tanjung sebagai Wakil Menteri Investasi.

Secara politik, pilihan Jokowi melakukan reshuffle kabinet dengan alasan bagian dari proses transisi pemerintahan lama ke pemerintahan baru presiden terpilih tentu bermasalah.

Pasalnya, Indonesia tidak mengenal sistem pemerintahan transisi karena pergantian presiden tidak otomatis mengubah kebijakan presiden terpilih.

Kondisi berbeda terjadi di Amerika Serikat (AS), tepat ketika komisi pemilihan mengumumkan pemenang presiden.

Ada lembaga khusus bernama General Services Administration (GSA) mengurusi proses transisi pemerintahan baru.

Secara sah, lembaga kongres AS, yaitu DPR dan Senat menyediakan anggaran demi kelancaran proses transisi presiden lama ke presiden terpilih bisa tertib, aman, dan damai.

Itu sebabnya di AS, ketika presiden akan menyelesaikan masa jabatannya, baik karena kalah di Pilpres seperti kasus Donald Trump yang kalah di Pilpres AS tahun 2020 atau tidak mencalonkan kembali karena sudah dua periode layaknya Barrack Obama tahun 2016, presiden tersebut memasuki masa lame duck.

Secara sederhana, lame duck atau bebek lumpuh menjelaskan kondisi psikologi kekuasaan presiden akan segera meninggalkan jabatannya karena presiden baru hasil Pilpres sudah terpilih.

Biasanya masa lame duck presiden adalah dua atau tiga bulan sebelum pelantikan presiden terpilih.

Selama periode ini, presiden yang memasuki masa lame duck dibatasi pengaruhnya, baik untuk urusan strategis kabinet, mengeluarkan grasi dan kebijakan yang dianggap berpengaruh signifikan terhadap pemerintahan selanjutnya.

Tentu kondisi ini tidak dialami oleh Presiden Jokowi, meskipun Prabowo Subianto telah diumumkan oleh KPU sebagai presiden terpilih.

Jokowi tidak memasuki masa lame duck sebagai presiden yang dibuktikan pengaruhnya masih kuat dengan bebas menggunakan hak prerogatifnya dalam melakukan reshuffle kabinet.

Sehingga asumsi terkait alasan reshuffle kabinet bukan dalam urusan kepentingan proses pemerintahan transisi, tetapi lebih pertimbangan politis dengan tujuan mengakomodasi kepentingan Prabowo sebagai presiden terpilih.

Buktinya sederhana, dua dari tiga wakil menteri yang dilantik Presiden Jokowi adalah orang dekat Prabowo sekaligus kader utama Partai Gerindra.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Tambang Nikel di Pulau Batang Pele Raja Ampat Ada di Hutan Lindung
Nasional
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Pemerintah Sebut Tambang Nikel Pulau Kawei Raja Ampat Melebihi Batas
Nasional
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Menteri LH: Izin Lingkungan Tambang Raja Ampat Diterbitkan Bupati pada 2006
Nasional
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Pemerintah Perkarakan Pencemaran Pulau Manuran Raja Ampat ke Ranah Hukum
Nasional
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Anggota DPR Sebut Tambang Ilegal Papua Dibekingi Aparat, TNI: Laporkan!
Nasional
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Sejumlah Jemaah Haji RI Tak Dapat Tenda, Ketua PPIH Minta Maaf
Nasional
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Penulis Ulang Sejarah RI: Tone Positif Tak Berarti Gelapkan Hal Jelek
Nasional
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Urus Udara Jakarta yang Memprihatinkan, Menteri LH Belum ke Raja Ampat
Nasional
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Dukung Penutupan Tambang Nikel di Raja Ampat, Lamhot Sinaga: Keindahan Alam dan Kekayaan Hayati Harus Dilestarikan
Nasional
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Eks Kepala PPATK Salut Djaka Budi Utama Terima Jabatan Dirjen Bea Cukai
Nasional
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Menteri LH Perlihatkan Foto Tambang di Raja Ampat, Begini Kondisinya
Nasional
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Menteri LH: Pantai Pulau Manuran Raja Ampat Keruh karena Tambang Nikel
Nasional
Perusahaan Fashion Irlandia Gugat Merk “Primark” Milik Warga Gambir
Perusahaan Fashion Irlandia Gugat Merk “Primark” Milik Warga Gambir
Nasional
Letak Pulau Gag di Raja Ampat yang Disorot karena Tambang Nikel
Letak Pulau Gag di Raja Ampat yang Disorot karena Tambang Nikel
Nasional
Pemerintah Tinjau Kembali Persetujuan Lingkungan 4 Tambang di Raja Ampat
Pemerintah Tinjau Kembali Persetujuan Lingkungan 4 Tambang di Raja Ampat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau