Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jok Motor Pakai Busa Latex Tak Selalu Nyaman, Perlu Formula Khusus

Kompas.com - 27/10/2025, 12:22 WIB
Dio Dananjaya,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan tren busa latex kian populer sebagai bahan pengisi jok motor karena dikenal empuk dan terasa nyaman diduduki.

Namun di balik itu, pemasangannya ternyata tidak bisa asal pasang, sebab butuh perhitungan dan teknik khusus agar hasilnya tetap nyaman dan enak dilihat.

Menurut Muammar Zamzami, pemilik bengkel spesialis jok motor PM Auto di Jakarta Timur, latex berfungsi sebagai bantalan di bagian dalam jok. Namun karena sifatnya yang lembut, bahan ini tidak mudah dikontrol.

Baca juga: Persaingan Bus AKAP Angkatan Pagi, dari Jakarta ke Jateng dan Jatim

Bengkel spesialis jok motor PM Auto di Jakarta Timur menyediakan beragam jenis bahan kulit dan lapisan busa.KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Bengkel spesialis jok motor PM Auto di Jakarta Timur menyediakan beragam jenis bahan kulit dan lapisan busa.

“Kalau cuma satu lapis latex, itu malah terlalu empuk. Hasilnya saat duduk di jok bisa mentok dan justru kurang nyaman. Kalau mau nyaman, harus ada formulanya, enggak bisa asal pasang,” ujar Muammar Zamzami alias Azam kepada Kompas.com, belum lama ini.

Formula yang dimaksud, kata Azam, adalah kombinasi antara ketebalan, struktur busa, dan teknik pemotongan atau ‘bobok jok’. Tujuannya agar latex tetap terasa empuk, tapi bentuk jok tidak terlalu gembung dan masih enak dilihat.

“Kalau mau hasilnya bagus, latex harus dikombinasi dengan busa biasa. Kami di PM Auto bahkan punya layanan khusus bobok jok, supaya hasilnya bisa pas, rapi, dan nyaman,” ucap Azam.

Baca juga: Info Harga Yamaha Nmax Bekas Generasi Pertama

Ilustrasi modifikasi jok dengan bahan latexKOMPAS.com/DIO DANANJAYA Ilustrasi modifikasi jok dengan bahan latex

Ia menambahkan, latex yang terlalu tebal bisa membuat tampilan jok jadi kurang indah dilihat. Selain itu, bahan ini juga lebih susah dibentuk dan pada jenis tertentu mudah kempis.

“Secara tampilan memang kalah rapi dibanding busa biasa, dia itu sebetulnya susah dibentuk. Kalau hanya satu lapis, saat dibungkus malah seperti lontong nanti,” katanya.

Belum lagi dari sisi biaya, harga bahan latex bisa dua kali lipat lebih mahal dari busa biasa. Karena itu, menurutnya, penggunaan latex sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau