JAKARTA, KOMPAS.com — Data diri menjadi aset penting yang wajib dilindungi. Namun, kesadaran untuk menjaga privasi ini kadang tidak disadari, termasuk di kalangan pemilik kendaraan.
Salah satu contoh yang tampak sepele namun berisiko adalah memasang stiker bertema “happy family” yang terlalu detail di kaca belakang mobil.
Baca juga: Mobil Bekas Rp 60 Jutaan: Ada Jazz, Grand Livina, Datsun dan Camry
Stiker ini biasanya menggambarkan sosok anggota keluarga, mulai dari ayah, ibu, hingga anak-anak, bahkan kadang disertai dengan nama masing-masing anggota keluarga.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, kebiasaan tersebut bisa membuka peluang penyalahgunaan data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Asian family playing together in garden“Itu satu hal yang ceroboh. Dalam sebuah rumah tangga bapak, ibu, anak ada berapa jadi tahu semua, ini bisa digunakan sebagai penyalahgunaan data dan sebagainya," kata Jusri kepada Kompas.com, Minggu (26/10/2025).
Ia menjelaskan, kejahatan saat ini tidak hanya mengandalkan kekerasan fisik, tapi juga menggunakan informasi pribadi untuk melakukan pendekatan atau penipuan.
Dengan data yang terlihat dari stiker, seseorang bisa berpura-pura mengenal keluarga atau mengaku sebagai teman anak, lalu memancing kepercayaan.
Baca juga: Mobil Bekas Rp 60 Jutaan: Ada Jazz, Grand Livina, Datsun dan Camry
"Bisa saja (pelaku tak bertanggung jawab) datang ke rumah, kemudian melihat orang rumah atau misal ART, si ini mana itu mana,” ujar Jusri.
stiker mobilKarena itu, Jusri menegaskan pentingnya setiap pemilik kendaraan untuk berhati-hati dalam menampilkan informasi pribadi di ruang publik, termasuk pada kendaraan pribadi.
Baca juga: Persaingan Mobil China di Indonesia: BMW Tetap Premium
Selain stiker keluarga, hal serupa juga berlaku untuk stiker identitas diler atau pabrikan yang mencantumkan informasi seperti nama model, nomor polisi sementara, atau data penjualan.
Semua itu sebaiknya dilepas agar tidak membuka celah bagi pihak lain mengetahui identitas atau lokasi pemilik kendaraan.
Ia juga mengingatkan agar tidak sembarangan membagikan foto STNK atau dokumen kendaraan di media sosial, karena data tersebut sangat mudah disalahgunakan pencurian identitas atau penipuan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang