MALANG, KOMPAS.com - Adanya aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah, termasuk Kota Malang, dalam beberapa hari terakhir sempat memberikan pukulan berat bagi industri perhotelan.
Tingkat hunian atau okupansi hotel-hotel di Kota Malang sempat turun hingga 20-30 persen sejak Jumat (29/8/2025) lalu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, mengatakan isu keamanan menjadi faktor utama yang menyebabkan calon tamu, baik dari kalangan wisatawan maupun instansi, menunda hingga membatalkan kunjungan mereka.
"Dampaknya adalah penurunan okupansi yang tajam. Ini terjadi karena penurunan kunjungan akibat demo dan kerusuhan yang menjadikan Kota Malang dirasa tidak aman," kata Agoes, Kamis (4/9/2025).
Baca juga: Bayi 5 Bulan di Malang Menderita Hydrocephalus, Pengobatan Sempat Terganggu karena BPJS Terblokir
Penurunan ini tidak hanya dirasakan dari pembatalan pesanan kamar oleh wisatawan nusantara, tetapi juga dari sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
Dikatakannya, beberapa acara dan rapat yang telah dijadwalkan terpaksa ditunda, bahkan beberapa di antaranya dibatalkan sepenuhnya.
"Banyak event atau rapat-rapat di hotel yang ditunda bahkan ada yang dibatalkan. Pembatalan ini dari instansi pemerintah maupun perusahaan swasta," jelasnya.
Baca juga: Gedung DPRD Kota Malang Masih Dijaga TNI, Ketua Dewan: Kami Bekerja Seperti Biasa
Lebih lanjut, Agoes menyuarakan kekhawatiran industri terhadap ancaman yang lebih besar, yaitu terkait travel warning atau peringatan perjalanan dari negara lain.
Hal ini dapat memperburuk kondisi pariwisata jika situasi tidak segera pulih.
Menghadapi kondisi ini, PHRI Kota Malang tidak tinggal diam.
Agoes mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah strategis dengan berkoordinasi bersama berbagai pihak.
"Kami secara aktif berkoordinasi, memberikan laporan, serta meminta solusi dan tindakan untuk pemulihan kondisi. Laporan ini kami sampaikan ke asosiasi induk PHRI, asosiasi pariwisata lain, media, pemerintah, dan aparat keamanan," ujarnya.
Baca juga: Pemuda Pembawa Molotov di Balai Kota Malang Ditetapkan sebagai Tersangka
Meski demikian, Agoes menyampaikan, sejak hari ini, kondisi mulai menunjukkan perbaikan secara perlahan.
"Insya Allah sejak kemarin hingga hari ini kondisi sudah mulai merangkak lebih baik. Harapan kami sama seperti harapan semua pihak, yaitu kondisi segera pulih seperti sediakala hingga travel warning yang mungkin ada dapat segera dicabut," kata dia.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini