Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa di Sejumlah Daerah, Okupansi Hotel di Kota Malang Sempat Turun 30 Persen

Kompas.com - 04/09/2025, 15:21 WIB
Nugraha Perdana,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Adanya aksi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah, termasuk Kota Malang, dalam beberapa hari terakhir sempat memberikan pukulan berat bagi industri perhotelan.

Tingkat hunian atau okupansi hotel-hotel di Kota Malang sempat turun hingga 20-30 persen sejak Jumat (29/8/2025) lalu.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Agoes Basoeki, mengatakan isu keamanan menjadi faktor utama yang menyebabkan calon tamu, baik dari kalangan wisatawan maupun instansi, menunda hingga membatalkan kunjungan mereka.

"Dampaknya adalah penurunan okupansi yang tajam. Ini terjadi karena penurunan kunjungan akibat demo dan kerusuhan yang menjadikan Kota Malang dirasa tidak aman," kata Agoes, Kamis (4/9/2025).

Baca juga: Bayi 5 Bulan di Malang Menderita Hydrocephalus, Pengobatan Sempat Terganggu karena BPJS Terblokir

Penurunan ini tidak hanya dirasakan dari pembatalan pesanan kamar oleh wisatawan nusantara, tetapi juga dari sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).

Dikatakannya, beberapa acara dan rapat yang telah dijadwalkan terpaksa ditunda, bahkan beberapa di antaranya dibatalkan sepenuhnya.

"Banyak event atau rapat-rapat di hotel yang ditunda bahkan ada yang dibatalkan. Pembatalan ini dari instansi pemerintah maupun perusahaan swasta," jelasnya.

Baca juga: Gedung DPRD Kota Malang Masih Dijaga TNI, Ketua Dewan: Kami Bekerja Seperti Biasa

Lebih lanjut, Agoes menyuarakan kekhawatiran industri terhadap ancaman yang lebih besar, yaitu terkait travel warning atau peringatan perjalanan dari negara lain.

Hal ini dapat memperburuk kondisi pariwisata jika situasi tidak segera pulih.

Menghadapi kondisi ini, PHRI Kota Malang tidak tinggal diam.

Agoes mengatakan pihaknya telah mengambil langkah-langkah strategis dengan berkoordinasi bersama berbagai pihak.

"Kami secara aktif berkoordinasi, memberikan laporan, serta meminta solusi dan tindakan untuk pemulihan kondisi. Laporan ini kami sampaikan ke asosiasi induk PHRI, asosiasi pariwisata lain, media, pemerintah, dan aparat keamanan," ujarnya.

Baca juga: Pemuda Pembawa Molotov di Balai Kota Malang Ditetapkan sebagai Tersangka

Meski demikian, Agoes menyampaikan, sejak hari ini, kondisi mulai menunjukkan perbaikan secara perlahan.

"Insya Allah sejak kemarin hingga hari ini kondisi sudah mulai merangkak lebih baik. Harapan kami sama seperti harapan semua pihak, yaitu kondisi segera pulih seperti sediakala hingga travel warning yang mungkin ada dapat segera dicabut," kata dia.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Pelaku Mutilasi Berupaya Hilangkan Sidik Jari Korban, Kapolres Mojokerto: Agar Sulit Diidentifikasi
Surabaya
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Remaja Pembuang Bayi di Pasuruan Diketahui Hamil Sejak SMP
Surabaya
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Kadisdik Magetan: Meski Sempat Terlambat, Bantuan Chromebook Tetap Bisa Digunakan Hingga Saat ini
Surabaya
Pria di Bangkalan Tewas Usai Dibacok 2 Orang di Tepi Jalan
Pria di Bangkalan Tewas Usai Dibacok 2 Orang di Tepi Jalan
Surabaya
Rekam Jejak Irfan Yusuf, dari Ponpes Tebuireng Jombang Kini Menteri Haji dan Umrah
Rekam Jejak Irfan Yusuf, dari Ponpes Tebuireng Jombang Kini Menteri Haji dan Umrah
Surabaya
Longsor Tutup Jalan Trans Ende-Maumere, Aktivitas Warga Terganggu
Longsor Tutup Jalan Trans Ende-Maumere, Aktivitas Warga Terganggu
Surabaya
Khofifah Bantah PHK Massal di Gudang Garam: Itu Pensiun Dini, Hanya 200 Orang
Khofifah Bantah PHK Massal di Gudang Garam: Itu Pensiun Dini, Hanya 200 Orang
Surabaya
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Amankan Iklim Investasi, Pemkab Situbondo Bentuk Satgas Tangani Ormas Terafiliasi Preman
Surabaya
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Penerbangan Rute Surabaya-Banyuwangi Aktif Lagi, Terbang 2 Kali Sepekan
Surabaya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Eri Cahyadi Angkat Anak Damkar Surabaya yang Gugur Saat Bertugas, Gantikan Ayahnya
Surabaya
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Polisi Beri Peringatan Terakhir untuk Penjarah Kembalikan Barang Milik Kantor DPRD Kota Madiun
Surabaya
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Suspek Meningkat, 20 Desa Ditetapkan KLB Campak di Pamekasan
Surabaya
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Ibu 16 Tahun yang Buang Bayinya di Lahan Bekas Kolam Lele Kini Dirawat di Rumah Sakit
Surabaya
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Ketua RT di Banyuwangi Kaget Lihat Paket Sabu Berserakan di Jalan, Langsung Lapor Babinsa
Surabaya
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Derita Orangtua Korban Mutilasi Rela Berjualan Sempol Demi Kuliahkan Anak, Ketua RT: Mereka Sempat Kebingungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau