KOMPAS.com - Fenomena underemployment atau ketidaksesuaian antara jurusan kuliah dan pekerjaan yang dijalani kini menjadi tantangan serius bagi dunia kerja global.
Di Amerika Serikat misalnya, data menunjukkan bahwa lebih dari separuh lulusan dari jurusan-jurusan tertentu terjebak dalam pekerjaan “di bawah level” gelar akademik mereka. Pasalnya, sejumlah bidang kerja nyatanya banyak yang tidak memerlukan gelar S1.
Sehingga, banyak lulusan perguruan tinggi di AS pun menghadapi resiko tinggi untuk bekerja di luar bidang yang mereka pilih selama kuliah.
Baca juga: Beasiswa buat Guru Mengajar Bahasa Indonesia di Amerika Serikat
Underemployment dalam konteks ini didefinisikan sebagai kondisi di mana lulusan perguruan tinggi tidak bekerja sesuai dengan jurusan kuliahnya karena jenis pekerjaan di bidang itu tidak memerlukan gelar sarjana.
Penilaian dilakukan berdasarkan survei dan klasifikasi pekerjaan (misalnya O*NET di AS) yang mengecek apakah suatu pekerjaan sering memerlukan gelar sarjana atau tidak.
Menurut New York Fed, underemployment didefinisikan sebagai kondisi ketidaksesuaian antara kemampuan atau kualifikasi seseorang dengan pekerjaan yang dijalaninya.
Hanya sekitar 50 persen lulusan baru dari sejumlah jurusan yang berhasil memperoleh college-level job dalam tahun pertama setelah lulus.
Salah satu penyebab tingginya angka underemployment adalah kesenjangan antara sistem pendidikan dan kebutuhan industri.
Banyak jurusan masih fokus pada teori akademik, sementara dunia kerja kini lebih menuntut keterampilan teknis dan digital.
Baca juga: 12 Kampus Amerika Serikat Terbaik Versi Forbes 2026, MIT Nomor 1
Dilansir dari laporan Federal Reserve Bank of New York, Selasa (14/10/2025), berikut 11 jurusan yang memiliki tingkat "underemployment" cukup tinggi.
Jurusan Peradilan Kriminal (Criminal Justice) memiliki tingkat underemployment tertinggi, yakni mencapai 67,2 persen.
Sebagian besar lulusan jurusan ini bekerja di bidang keamanan swasta atau administrasi publik yang tidak mensyaratkan gelar sarjana.
Di Amerika Serikat, banyak pekerjaan di sektor penegakan hukum, seperti petugas keamanan, polisi lokal, atau staf administrasi pengadilan, hanya memerlukan pelatihan teknis atau sertifikat khusus, bukan pendidikan S1 penuh.
Akibatnya, banyak lulusan Criminal Justice tidak bekerja di bidang profesional sesuai latar akademiknya.
Jurusan Seni Pertunjukan mencatat tingkat underemployment sebesar 62,3 persen. Lulusan bidang ini kerap bekerja di industri kreatif informal, seperti hiburan, pendidikan seni, hingga sektor pariwisata.