Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpora Malaysia Turun Tangan Usut Pencabutan Medali Emas Ziyad di Paralimpiade Tokyo

Kompas.com - 03/09/2021, 08:12 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

PUTRAJAYA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Ahmad Faizul Azumu, turun tangan untuk mengusut kasus pencabutan medali emas Muhammad Ziyad Zolkefli di Paralimpiade Tokyo 2020.

Menpora Malaysia itu merasa kecewa dengan keputusan Komite Paralimpiade Internasional (IPC) yang mencabut medali emas Ziyad, karena tidak dihitung bertanding akibat telat datang tiga menit di final tolak peluru F20, Selasa (31/8/2021).

Ahmad Faizul lalu memerintahkan dewan olahraga nasional Malaysia untuk menyelidiki insiden ini.

Baca juga: Penjelasan Komite Cabut Medali Emas dan Rekor Dunia Atlet Paralimpiade Malaysia

"Para atlet sudah menanti selama lima tahun tetapi harapan dan semangat mereka dihancurkan oleh keterlambatan yang bahkan tak sampai lima menit... Ini sangat menyedihkan," katanya kepada media Malaysia, The Star.

Kemudian dikutip dari BBC pada Kamis (2/9/2021), anggota parlemen Malaysia Fadzil Fahmi mengecam keputusan IPC sebagai sesuatu yang memalukan.

"Benar-benar memalukan! Anda seharusnya tidak mengizinkan para atlet untuk bertanding jika mereka terlambat. Jangan mencuri medali dengan rekor dunia yang diraih dengan susah payah dari Ziyad," kecamnya.

Dukungan untuk Muhammad Ziyad Zolkefli juga mengalir deras di media sosial Malaysia, dengan tagar #Ziyad menjadi trending topic di Twitter.

Atlet Ukraina, Maksym Koval yang awalnya meraih perak lalu emas karena kasus ini, turut menjadi korban amuk netizen Malaysia.

Baca juga: Netizen Malaysia Marah Besar Emas Paralimpiade Dicabut, Kedubes Ukraina sampai Gembok Akun Medsos

Duduk perkara pencabutan medali emas Ziyad

Muhammad Ziyad Zolkefli adalah atlet Paralimpiade Tokyo 2020 di cabor tolak peluru kategori F20 untuk peserta dengan disabilitas intelektual.

Dilansir dari media Malaysia The Star, medali emas Muhammad Ziyad Zolkefli dicabut, bahkan rekor dunia yang dipecahkannya tidak dicatat, karena dia di final tercatat "Did Not Start" (DNS) atau dengan kata lain didiskualifikasi.

Di babak final, Muhammad Ziyad Zolkefli memecahkan dua rekor dunia beruntun.

Lemparan pertamanya sejauh 17,31 meter mengalahkan rekor dunia 17,29 meter yang tercatat di World Para Athletics Championships 2017 London.

Kemudian di lemparan ketiga dia memecahkan rekornya barusan dengan jarak 17,94 meter.

The Star melaporkan, Muhammad Ziyad Zolkefli dinyatakan DNS karena ada protes dari tim Ukraina yang mengeklaim dia terlambat melapor ke Call Room (ruang panggil) sebelum laga dimulai.

Protes serupa juga diajukan terhadap Todd Hodgets asal Australia dan Jordi Patricio Villalba dari Ekuador.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau