Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Wujud Tembok Perbatasan Baru Polandia dengan Belarus, Membentang hingga 186 Kilometer

Kompas.com - 01/07/2022, 08:29 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Euro news

WARSAWA, KOMPAS.com - Polandia telah menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan baru sepanjang 186 kilometer dalam upaya untuk mencegah migran masuk dari Belarus.

Perdana Menteri Mateusz Morawiecki dan pejabat tinggi keamanan mengunjungi daerah perbatasan pada hari Kamis (30/6/2022) untuk menandai selesainya tembok baja baru setinggi 5,5 meter.

Polandia juga akan mencabut keadaan darurat pada hari Jumat (1/7/2022) yang telah memblokade jurnalis dan pekerja hak memasuki wilayah perbatasan.

Baca juga: Setibanya di Polandia dari Ukraina, Jokowi Langsung Bertolak ke Rusia

Dilansir dari Euro News, Morawiecki mengatakan, tembok perbatasan baru merupakan bagian dari perjuangan negara itu melawan Rusia.

“Tanda pertama perang di Ukraina adalah serangan Presiden Belarus Alexander Lukashenko di perbatasan Polandia,” katanya dalam konferensi pers.

Pihak berwenang Warsawa yakin rezim Lukashenko menggunakan migran sebagai alat untuk memicu ketegangan sejak 2021, yang menyebabkan puluhan ribu orang, kebanyakan dari Kurdistan Irak, berusaha memasuki Polandia, Lithuania, dan Latvia dari Belarus.

Sedikitnya 20 orang diketahui tewas antara Belarus dan Polandia dalam kondisi beku pada tahun lalu.

Baca juga: Presiden Polandia: Berbicara dengan Putin Sama Saja Berdialog dengan Adolf Hitler

Di sisi lain, Mahkamah Agung Polandia mengecam pemerintah karena membatasi akses media di perbatasan Belarusia.

Kelompok hak asasi manusia juga menuduh Polandia menerapkan standar ganda dengan menyambut jutaan orang Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia, sementara juga memblokade sebagian besar pengungsi Asia masuk melalui Belarus.

“Jika Anda memberi tumpangan kepada seorang pengungsi di perbatasan Ukraina, Anda adalah pahlawan. Jika Anda melakukannya di perbatasan Belarusia, Anda adalah penyelundup dan bisa berakhir di penjara selama delapan tahun,” kata Natalia Gebert, pendiri dan CEO Dom Otwarty, sebuah LSM Polandia yang membantu pengungsi.

Baca juga: Peringatan Pemimpin Chechnya: Ukraina Beres, Polandia Selanjutnya

Sebuah laporan Human Rights Watch bulan ini mengatakan, Polandia “secara melawan hukum, dan kadang-kadang dengan kekerasan, dengan cepat mendorong para migran dan pencari suaka kembali ke Belarus, di mana mereka menghadapi pelanggaran serius, termasuk pemukulan dan pemerkosaan oleh penjaga perbatasan dan pasukan keamanan lainnya.”

Amnesty International juga telah memerinci pelanggaran hak asasi manusia yang serius.

Belarus tidak akan memaksa migran untuk pulang, kata Lukashenko

Baca juga: Jokowi Naik Kereta 12 Jam Menuju Ukraina, Berangkat dari Polandia

Belarusia menjadi jalur migrasi baru ke Eropa setelah Lukashenko mendorong pencari suaka ke Minsk untuk memfasilitasi masuknya mereka ke Uni Eropa.

UE menuduh Belarusia melancarkan "perang hibrida" dan mencoba mengacaukan blok itu sebagai pembalasan atas sanksi terhadap rezim Lukashenko.

Pemerintah Polandia mengatakan bahwa Rusia terlibat, mengingat aliansi Lukashenko dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: Putin Akan Pasok Rudal Berkemampuan Nuklir ke Belarus untuk Lawan Barat

"Lukashenko adalah pelaksana serangan terbaru, tetapi serangan ini memiliki sponsor yang dapat ditemukan di Moskwa, dan sponsor ini adalah Presiden Putin," kata Morawiecki dalam debat darurat di parlemen Polandia pada November tahun lalu.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau