Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AL Sri Lanka Selamatkan 102 Pengungsi Rohingya dari Kapal Nelayan, Penumpang Sudah Lemas

Kompas.com - 22/12/2024, 14:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOLOMBO, KOMPAS.com - Angkatan Laut (AL) Sri Lanka telah menyelamatkan 102 orang yang diyakini sebagai pengungsi Rohingya dari sebuah kapal pukat nelayan.

Diketahui, kapal itu telah terombang-ambing di Samudera Hindia selama berhari-hari.

Menurut Juru Bicara AL Sri Lanka, Gayan Wickramasuriya, para nelayan melihat kapal itu di lepas pantai utara Sri Lanka pada Kamis (19/12/2024) dan memberi tahu pihak berwenang yang kemudian menyelamatkan orang-orang di dalamnya.

Baca juga: UNHCR Ucap Terima Kasih ke Warga Aceh Selatan karena Terima 152 Pengungsi Rohingya

Dari jumlah itu, penumpang juga termasuk 25 anak-anak dan 30 wanita. Kapal itu kemudian dikawal menuju pangkalan angkatan laut di pantai timur Sri Lanka dan penumpang diberi perawatan medis, makanan, dan air.

Sebagaimana diberitakan The Independent pada Jumat (20/12/2024), beredar video di media sosial terdapat kapal pukat nelayan kayu yang penuh dengan anak-anak, wanita, dan pria didekati oleh sebuah speedboat.

Mereka yang berada di dalamnya tampak lemas setelah berhari-hari di laut, berbaring di dek kapal dengan beberapa bersembunyi di bawah payung untuk melindungi diri dari matahari.

AS Sri Lanka belum mengonfirmasi identitas para pengungsi karena kesulitan komunikasi, tetapi meyakini mereka adalah warga Rohingya yang hendak bepergian dari Myanmar.

Ratusan ribu warga Rohingya, kelompok minoritas Muslim, telah meninggalkan Myanmar dalam beberapa tahun terakhir untuk menghindari tindakan keras brutal oleh militer Myanmar.

Baca juga: Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Perserikatan Bangsa-Bangsa menggambarkan kondisi di Myanmar sebagai contoh nyata pembersihan etnis.

Sedangkan kapal itu kehabisan makanan dan air sebelum mendekati pantai di Distrik Mullaitivu, di pantai timur laut provinsi paling utara Sri Lanka.

Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki keadaan kedatangan kapal itu dan menilai kondisi orang-orang di kapal.

Sekitar satu juta Muslim Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsi yang penuh sesak di Cox's Bazar, Bangladesh selatan.

Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari kampanye kontra pemberontakan brutal pada 2017 oleh pasukan keamanan Myanmar, yang dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan massal.

Lebih banyak orang menyeberangi perbatasan dengan berjalan kaki atau melalui jalur laut setelah junta militer menggulingkan pemerintah Myanmar yang dipilih secara demokratis pada 2021.

Sementara negara tetangga yakni Indonesia, menyatakan ada lonjakan kedatangan pengungsi sejak November, juga telah meminta bantuan masyarakat internasional.

Baca juga: 5 Jenazah Rohingya Ditemukan di Perairan Aceh

Pada Oktober, sebuah perahu kayu dengan 140 Muslim Rohingya, sebagian besar wanita dan anak-anak, berlabuh sekitar 1,6 km di lepas pantai provinsi paling utara Indonesia, yaitu Aceh.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau