Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Finlandia Kembali Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia, Afghanistan Sebaliknya  

Kompas.com - 21/03/2025, 12:33 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber Reuters

MIAMI, KOMPAS.com - Laporan Kebahagiaan Dunia (World Happiness Report) 2025 kembali menobatkan Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia untuk kedelapan kalinya secara berturut-turut.

Dengan skor rata-rata 7,75 dari skala 10, Finlandia mengungguli Denmark, Islandia, dan Swedia yang juga masuk dalam daftar negara paling bahagia.  

Sebaliknya, Afghanistan kembali menempati posisi terbawah dengan skor 1,36, menunjukkan tingkat kepuasan hidup yang sangat rendah di tengah krisis kemanusiaan dan politik yang berkepanjangan.  

Baca juga: Cerita di Balik Makan Malam Sederhana PM Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia

Profesor Ekonomi dari Universitas Oxford sekaligus editor World Happiness Report, Jan Emmanuel De Neve, menjelaskan bahwa kesejahteraan masyarakat Finlandia didorong oleh beberapa faktor utama, yakni pendapatan dan distribusi kekayaan, jaminan kesehatan, dan kepercayaan sosial serta institusional.

Finlandia dilaporkan memiliki PDB per kapita yang tinggi dan menerapkan sistem redistribusi pendapatan yang adil.

Selain itu, gaya hidup sehat serta akses ke layanan kesehatan yang gratis turut meningkatkan kebahagiaan warga Finlandia.  

Masyarakat Finlandia juga memiliki tingkat kepercayaan tinggi terhadap sesama dan institusi pemerintah, yang menciptakan rasa aman dan stabilitas sosial.  

Laporan ini turut menyoroti negara-negara seperti Kosta Rika dan Meksiko yang berhasil mencapai tingkat kepuasan hidup tinggi meskipun tidak memiliki PDB per kapita sebesar negara-negara Skandinavia.  

Kunci kebahagiaan di negara-negara tersebut terletak pada ikatan kekeluargaan yang kuat dan kehidupan komunitas yang aktif.

Baca juga: Finlandia Akan Tutup Semua Perbatasan dengan Rusia 2 Pekan

Di lain sisi, laporan ini juga mengamati peningkatan tingkat kecemasan, kekhawatiran, dan stres di seluruh dunia.

Menurut De Neve, ketidakstabilan politik global berkontribusi terhadap meningkatnya emosi negatif di banyak negara.  

Wilayah-wilayah yang sedang dilanda konflik, seperti Gaza dan Ukraina, mengalami penurunan kesejahteraan yang signifikan.

Di Gaza, serangan udara Israel terus menambah jumlah korban sipil, sementara di Ukraina, perang yang berlangsung sejak 2022 membuat masyarakat hidup dalam ketidakpastian.  

Baca juga: Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia 7 Tahun Berturut-turut, Peneliti Ungkap Alasannya

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau