Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Ancam Naikkan Tarif Impor jika Negara Mitra Tak Nego dengan "Iktikad Baik"

Kompas.com - 19/05/2025, 16:04 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan kembali memberlakukan tarif impor tinggi kepada negara-negara mitra dagang yang dianggap tidak bernegosiasi dengan “iktikad baik."

Hal ini ditegaskan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam serangkaian wawancara pada Minggu (18/5/2025).

Bessent tidak menjelaskan secara terperinci seperti apa definisi “iktikad baik” tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa negara-negara yang tidak menunjukkan sikap itu akan menerima surat pemberitahuan tarif baru.

Baca juga: Setelah Perang Dagang Mereda, China Justru Kenakan Tarif Antidumping untuk Plastik AS

Sebelumnya, pada Rabu (2/4/2025), Trump menetapkan tarif tinggi untuk berbagai barang impor yang masuk ke AS sebelum ditangguhkan selama 90 hari pada satu minggu setelahnya.

Selama masa penangguhan, negara-negara terdampak tarif impor diberikan kesempatan untuk melakukan negosasi dengan AS.

Jika negosiasi tidak berjalan sesuai harapan, maka tarif kemungkinan akan kembali ke level tinggi seperti saat diumumkan pada 2 April.

“Jika mereka tidak menunjukkan iktikad baik, maka mereka akan menerima surat yang menyatakan, ‘Inilah tarifnya.’ Jadi saya berharap semua negara akan datang dan bernegosiasi dengan iktikad baik,” kata Bessent.

Kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah ini telah menimbulkan ketidakpastian besar dalam perdagangan global.

Baca juga: Perang Dagang AS dan China Mereda Usai Sepakati Tarif Baru, Siapa Pemenangnya?

Para analis menilai bahwa kebijakan Trump merupakan bagian dari strategi “ketidakpastian yang disengaja” untuk menekan negara-negara lain agar menerima kesepakatan yang lebih menguntungkan AS.

Namun, banyak perusahaan AS, dari skala kecil hingga raksasa seperti Walmart, mengalami kesulitan dalam mengatur rantai pasok, produksi, dan harga barang.

Walmart, pengecer terbesar dunia, bahkan mengumumkan bahwa mereka akan mulai menaikkan harga barang pada akhir Mei akibat tingginya biaya impor.

Pernyataan ini langsung memancing reaksi dari Trump, yang menyalahkan perusahaan itu karena "membebankan tarif kepada konsumen."

Baca juga: AS dan China Sepakat Turunkan Tarif, Perang Dagang Mereda

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau