Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa di Kaledonia Baru Banyak Orang Jawa seperti Suriname?

Kompas.com - 22/05/2025, 11:35 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber

NOUMEA, KOMPAS.com - Kaledonia Baru, negara otonomi Perancis yang terletak di antara Australia dan Fiji di Samudra Pasifik, menjadi rumah bagi ribuan keturunan Jawa. 

Berdasarkan data sensus tahun 2019, sekitar 3.789 penduduk atau 1,4 persen dari total populasi Kaledonia Baru adalah keturunan Indonesia, terutama dari suku Jawa. 

Bahasa Jawa bahkan cukup populer digunakan oleh etnis tersebut di Kaledonia Baru.

Baca juga: Bukan Hanya Suriname, Negara Ini Juga Punya Jejak Etnis Jawa

Awal mula kedatangan orang Jawa di Kaledonia Baru

Dikutip dari jurnal Indonesians overseas - deep histories and the view from below (2012), kedatangan etnis Jawa di Kaledonia Baru bermula pada akhir abad ke-19.

Kala itu, Perancis meminta sejumlah tenaga kerja murah pada pemerintah kolonial Belanda untuk dibawa ke Kaledonia Baru, yang sedang kekurangan pekerja untuk perkebunan kopi serta tambang nikel.

Pada 16 Februari 1896, gelombang pertama pekerja kontrak dari Jawa pun diberangkatkan. 

Sebanyak 170 orang dikirim menggunakan kapal berdasarkan perjanjian kontrak lima tahun.

Di Kaledonia Baru, orang Jawa banyak dipekerjakan di perkebunan kopi, pertambangan, serta sebagai pekerja rumah tangga.

Namun, orang Jawa paling disukai untuk bekerja di perkebunan kopi dan sebagai pembantu rumah tangga di daerah pedesaan.

Sebuah laporan surat kabar menyebut orang Jawa sebagai “bangsa yang penurut dan rajin”.

Selain itu, upah mereka jauh lebih murah dibanding pekerja lain, yang hanya mencapai seperlima dari upah tenaga kerja Vietnam.

Baca juga: Mengenal Suriname: Negara Kecil di Amerika Selatan dengan Jejak Etnis Jawa

Pengamat budaya Jawa dari Universitas Gadjah Mada, Subiyantoro, mencatat bahwa sejak 1896, pengiriman tenaga kerja Jawa ke Kaledonia Baru terus berlangsung hingga 1949. 

Dalam kurun waktu 55 tahun, tercatat sekitar 19.510 orang Jawa telah dikirim ke Kaledonia Baru dengan total 87 kapal.

Sebagian besar dari mereka kembali ke tanah air setelah kontrak lima tahun berakhir. 

Namun, banyak pula yang memilih menetap, menikah dengan warga lokal, dan membentuk komunitas. 

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau