WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Salah satu "pesawat hari kiamat" milik Amerika Serikat (AS), Boeing E-4B Nightwatch, dilaporkan terbang ke Pangkalan Gabungan Andrews di ibu kota Washington DC pada Selasa (17/6/2025) malam.
Penerbangan pesawat tersebut terjadi ketika Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan apakah akan menyerang fasilitas nuklir Iran dalam perang Teheran melawan Israel.
"Pesawat hari kiamat" adalah pesawat dirancang untuk melindungi pejabat penting AS, terutama presiden, serta memastikan pemerintah "Negeri Paman Sam" tetap beroperasi ketika terjadi perang nuklir.
Baca juga: Mengenal Pesawat Hari Kiamat AS, Mampu Tahan Ledakan Nuklir
Dilansir dari New York Post, pesawat tersebut terdeteksi oleh pelacak penerbangan dan melakukan rute panjang dan berliku menuju ibu kota.
Pesawat berangkat dari Bossier City, Louisiana, sekitar pukul 18.00 pada Selasa dan mendarat di ibu kota pada pukul 22.00 setelah melintasi pantai dan berputar di sekitar perbatasan Virginia dan North Carolina, menurut data dari situs pelacak penerbangan FlightRadar.
Kebingungan timbul setelah penerbangan tersebut menggunakan kode panggilan yang tidak biasa, yakni ORDER01, bukan kode panggilan biasa yakni ORDER6, menurut data penerbangan.
AS memiliki empat unit "pesawat hari kiamat" dan rutin melakukan penerbangan sepanjang tahun untuk menjaga kesiapan militer.
"Pesawat hari kiamat" berfungsi sebagai pos komando penerbangan bagi presiden, menteri pertahanan, dan pejabat penting pemerintah serta militer lainnya selama masa krisis dan bila terjadi keadaan darurat.
Baca juga: Seberapa Kuat Minuteman III yang Disebut Rudal Kiamat Milik AS?
Setiap E-4B Nightwatch dapat menampung kru hingga 112 orang dan memiliki jangkauan lebih dari 11.000 kilometer (km).
Pesawat ini mampu menahan ledakan nuklir, serangan siber, dan efek elektromagnetik, serta dilengkapi untuk menembakkan misil balasan.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan pelindung termal dan nuklir, serta dapat berkomunikasi dengan siapa pun di mana pun di dunia, berkat 67 piringan satelit dan antena yang terdapat dalam kubah radar.
Pesawat ini dirancang untuk tetap terbang dan beroperasi di udara selama seminggu penuh tanpa perlu mendarat, serta dapat mengisi bahan bakar di udara.
Dengan 18 tempat tidur, ruang briefing, area kerja tim, ruang konferensi, ruang komando, dan area istirahat yang tersebar di tiga dek, pesawat ini dirancang sebagai “Pentagon Terbang” dalam keadaan darurat nasional.
Baca juga: Video AS Luncurkan Rudal Kiamat Minuteman III, Kecepatan 24.000 Km/Jam
Penerbangan salah satu "pesawat hari kiamat" tersebut terjadi usai Trump menuntut Iran menyerah tanpa syarat di tengah meningkatnya konflik antara Teheran dan Israel.
Trump juga sesumbar sedang mempertimbangkan apakah akan menyerang fasilitas nuklir Iran dalam perang Teheran melawan Israel.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei menolak seruan Trump untuk menyerah pada Rabu (18/6/2025).
Setidaknya 224 orang tewas di Iran sejak Israel melancarkan serangan terhadap negara tersebut pekan lalu.
Dua pesawat pemerintah Iran meninggalkan wilayah udara negara tersebut pada Rabu menuju Oman, menurut data FlightRadar.
Baca juga: Pamer Kekuatan, AS Luncurkan Rudal Nuklir Kiamat Minuteman III
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini