DES MOINES, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai perayaan spektakuler menyambut 250 tahun kemerdekaan AS dengan sebuah acara besar di Iowa, Kamis (4/7/2025) waktu setempat.
Acara ini menjadi pembuka dari serangkaian kegiatan nasional bertajuk "America250" yang akan berlangsung selama setahun penuh hingga puncaknya pada 4 Juli 2026.
Trump, yang menjadikan perayaan ini sebagai salah satu janji kampanyenya, menyebut peringatan ini akan menjadi “pesta ulang tahun besar-besaran” untuk negeri Paman Sam.
Baca juga: Bagaimana Orang Amerika Rayakan Hari Kemerdekaan AS?
“Kita akan mengadakan perayaan besar, besar sekali — 250 tahun,” kata Trump dalam pidatonya di Iowa State Fairgrounds, dikutip dari USA Today.
Acara pembukaan di Iowa menampilkan pertunjukan musik, pesta kembang api, serta penampilan dari penyanyi Lee Greenwood yang terkenal lewat lagu God Bless the USA — lagu wajib dalam berbagai acara kampanye Trump.
Namun, yang paling mengejutkan adalah pengumuman rencana Trump untuk menggelar pertandingan UFC di halaman Gedung Putih.
“Kita akan mengadakan pertarungan UFC, bayangkan saja, di halaman Gedung Putih,” ucapnya, yang langsung disambut sorak-sorai pendukung.
Diketahui, Trump dikenal dekat dengan komunitas MMA dan merupakan sahabat lama Presiden UFC, Dana White.
Acara ini dirancang untuk menampung hingga 25.000 penonton, meski pihak UFC dan induk perusahaannya, TKO Group Holdings, belum memberikan tanggapan resmi.
Monica Crowley, Duta Amerika250 dan mantan pejabat senior Gedung Putih, mengatakan pemilihan Iowa sebagai lokasi pembuka bukan tanpa alasan.
“Letaknya yang di tengah Amerika dan hubungan kuat dengan Presiden Trump menjadikannya simbol pemersatu,” ujarnya kepada AP.
Crowley menyebut perayaan ini sebagai upaya menyatukan kembali bangsa yang terbelah.
“Kita telah mengalami begitu banyak perpecahan dan polarisasi selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam beberapa tahun terakhir,” katanya.
“Merayakan ulang tahun ke-250 Amerika melalui patriotisme, nilai-nilai bersama, dan kebanggaan sipil yang diperbarui adalah cara untuk menyatukan bangsa,” imbuhnya.
Ia membandingkan momen ini dengan perayaan 200 tahun kemerdekaan AS pada 1976 yang berlangsung tak lama setelah Perang Vietnam dan skandal Watergate.