HANOI, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan Vietnam berencana memberikan hadiah uang tunai dan dukungan material kepada pasangan yang memiliki dua anak perempuan.
Melansir VN Express pada Sabtu (12/7/2025), kementerian itu mengusulkan kebijakan tersebut sebagai bagian dari upaya mengatasi penurunan angka kelahiran di Vietnam dan ketidakseimbangan rasio jenis kelamin yang terus berlangsung di "Negeri Naga Biru" itu.
Usulan tersebut masuk dalam Rancangan Undang-Undang Kependudukan yang akan diajukan ke pemerintah pada Desember dan disampaikan ke Majelis Nasional pada 2026.
Baca juga: Angka Kelahiran di Vietnam Terus Menurun, Pemerintah Cabut Pembatasan 2 Anak
Menteri Kesehatan Vietnam, Dao Hong Lan, menyebut negaranya kini menghadapi krisis ganda, yaitu menurunnya angka kelahiran dan kelebihan jumlah laki-laki.
Oleh karenanya, Dao Hong Lan dalam peringatan Hari Populasi Dunia menekankan pentingnya memiliki dua anak, terutama anak perempuan, guna memulihkan keseimbangan demografis dalam jangka panjang.
Data Pemerintah Vietnam mencatat rasio jenis kelamin dari angka kelahiran dalam negeri sejak 2009 berkisar 111 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Angka itu disebut melebihi rasio alami yaitu 106.
Ketidakseimbangan rasio jenis kelamin tertinggi tercatat di wilayah utara Vietnam, seperti Bac Ninh dan Vinh Phuc (118,5), Hanoi (118,1), dan Hung Yen (116,7).
Sementara itu, wilayah selatan Vietnam cenderung mendekati angka alami, sekitar 105 hingga 108.
Berdasarkan proyeksi Badan Statistik Nasional, jika tren ini terus berlanjut, Vietnam diperkirakan menghadapi surplus 1,5 juta pria berusia 15-49 tahun pada 2034. Lalu, jumlahnya akan meningkat menjadi 1,8 juta pada 2059.
Kondisi ini dikhawatirkan memicu ketidakstabilan sosial, perdagangan manusia, hingga persaingan ketat dalam perkawinan.
Baca juga: Susul China, Vietnam Cabut Aturan “2 Anak Cukup” Imbas Penurunan Angka Kelahiran
Kementerian Kesehatan Vietnam menyoroti bahwa salah satu pemicu utama ketidakseimbangan gender adalah preferensi lama terhadap anak laki-laki.
Dengan tingkat kelahiran nasional yang kini turun ke level terendah sepanjang sejarah, yaitu 1,91 anak per wanita, banyak keluarga kecil yang memilih memiliki anak tunggal laki-laki.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka menggunakan teknologi prenatal untuk menentukan jenis kelamin laki-laki pada bayi.
Adanya budaya seperti keinginan memiliki anak laki-laki untuk meneruskan garis keturunan atau melestarikan ritual pemujaan leluhur, dianggap terus memperkuat masalah penurunan angka kelahiran dan ketidakseimbangan gender di Vietnam.