Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Perancis Usul Hapus 2 Libur Nasional agar Negara Dapat Uang Lebih

Kompas.com - 16/07/2025, 13:29 WIB
Shintaloka Pradita Sicca,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber BBC

PARIS, KOMPAS.com - Perdana Menteri Perancis Francois Bayrou mengusulkan penghapusan dua hari libur nasional untuk meningkatkan anggaran pendapatan negara, khususnya sektor pertahanan pada 2026.

Melansir BBC pada Rabu (16/7/2025), Bayrou menyebut dua hari libur nasional yang perlu dihapus adalah hari Senin Paskah dan 8 Mei, hari peringatan kemenangan Sekutu pada Perang Dunia II.

“Berbagai hari libur mengubah bulan Mei menjadi seperti keju Gruyere, penuh lubang,” ujar Bayrou dalam pidato panjangnya di podium dengan bertuliskan “The Moment of Truth" pada Selasa (15/7/2025).

Baca juga: Wilayah Perancis Dekat Indonesia Akan Jadi “Negara” Baru, Macron Setuju

Meski demikian, ia mengaku terbuka untuk saran lain yang bisa membantu menaikkan anggaran pendapatan negara Perancis.

Fokus pangkas defisit dan meningkatkan anggaran pertahanan

Dalam pemaparannya, Bayrou menegaskan bahwa Perancis, sebagai ekonomi terbesar kedua di zona euro, berada dalam “bahaya mortal” karena terlilit utang.

Langkah lain yang diajukan mencakup pembekuan pengeluaran publik untuk tahun depan, penghapusan insentif pajak bagi kalangan kaya, dan pengurangan jumlah pegawai negeri.

Sementara itu, kebutuhan untuk mengalokasikan anggaran pertahanan tambahan sesuai permintaan Presiden Emmanuel Macron juga menjadi sorotan.

Bayrou menyebut anggaran pertahanan Perancis akan dinaikkan sebesar 3,5 miliar euro (Rp 66,2 triliun) pada 2026 dan tambahan 3 miliar euro (Rp 56,7 triliun) pada 2027.

Baca juga: Prabowo Disebut Sahabat oleh Macron, Jadi Tamu Kehormatan di Perancis

Kontroversi usulan penghapusan hari libur nasional

Usulan Bayrou terkait penghapusan hari libur nasional menjadi sorotan publik.

Partai-partai oposisi seketika memberikan kecaman terkait ide tersebut.

Partai sayap kanan National Rally (RN) menuding tindakan Bayrou sebagai penyerangan terhadap sejarah dan pekerja Perancis.

Sementara, Marine Tondelier dari Partai Hijau menyayangkan rencana menghapus hari peringatan kemenangan melawan Nazisme.

Jean-Luc Melenchon dari partai kiri radikal France Unbowed (LFI) bahkan menyerukan penggulingan Bayrou.

Sementara pemimpin RN Marine Le Pen menuduh sang perdana menteri memilih “menyerang rakyat Perancis, pekerja, dan pensiunan, daripada mengurangi pengeluaran.”

Le Pen juga bersumpah akan menggulingkannya, jika tidak merevisi rencananya.

Baca juga: Usai Kabur dengan Sembunyi di Koper, Napi Perancis Berhasil Ditangkap Lagi

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau