KOMPAS.com - Perusahaan teknologi Google mengakui bahwa sistem peringatan dini gempa miliknya gagal memberikan peringatan yang akurat kepada masyarakat saat dua gempa besar mengguncang Turkiye pada Februari 2023.
Gempa tersebut menewaskan lebih dari 55.000 orang dan melukai lebih dari 100.000 lainnya, sebagaimana dilansir BBC, Senin (28/7/2025).
Sistem Android Earthquake Alerts (AEA) yang terpasang di perangkat Android seharusnya mampu mengirimkan peringatan dini hingga 35 detik sebelum gempa dirasakan.
Baca juga: Penyintas Gempa Turkiye Pikir Ulang Pilih Erdogan pada Pilpres
Namun, hanya 469 peringatan tingkat tinggi Take Action yang dikirimkan untuk gempa pertama bermagnitudo 7,8.
Sebaliknya, setengah juta orang justru menerima peringatan tingkat rendah Be Aware, yakni peringatan berupa gempa ringan dan tidak disertai alarm keras.
Peringatan Be Aware tidak menembus mode "Jangan Ganggu" di ponsel, sehingga kemungkinan besar tidak membangunkan pengguna saat gempa terjadi pada pukul 04.17 dini hari.
Padahal, menurut Google, sekitar 10 juta orang tinggal dalam radius 158 kilometer dari pusat gempa dan seharusnya mendapatkan peringatan Take Action.
Dalam pernyataannya kepada BBC, Google menyebut bahwa sistem mereka akan terus disempurnakan berdasarkan pembelajaran dari setiap bencana, termasuk gempa bumi.
Baca juga: Korban Tewas Gempa Turkiye 45.968, Kerugian Capai 34 Miliar Dollar AS
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Science, para peneliti Google menyebutkan bahwa kesalahan tersebut disebabkan oleh keterbatasan algoritma deteksi.
Sistem AEA sempat memperkirakan gempa pertama hanya 4,5–4,9 magnitudo, jauh di bawah kekuatan sesungguhnya yang mencapai 7,8 magnitudo.
Gempa kedua yang mengguncang di hari yang sama pun diremehkan oleh sistem. Saat itu, Google berhasil mengirimkan 8.158 peringatan Take Action dan hampir 4 juta peringatan Be Aware.
Setelah kejadian tersebut, Google mengubah algoritma pendeteksiannya. Ketika sistem yang telah diperbarui disimulasikan ulang, ada peningkatan signifikan.
Hasilnya adalah, 10 juta peringatan Take Action berhasil dikirim kepada mereka yang paling berisiko, sedangkan 67 juta pengguna di daerah yang jauh dari episentrum mendapat peringatan Be Aware.
Baca juga: KBRI Ankara Distribusikan Lagi Bantuan ke WNI Terdampak Gempa Turkiye