KOMPAS.com – Suasana haru menyelimuti aula SMAN 1 Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Muhammad Dava Nazril Putra, siswa kelas XII, tak kuasa menahan tangis saat namanya diumumkan sebagai peraih nilai tertinggi dalam Munaqosah Tahfidzul Qur’an. Dengan penuh rasa syukur, ia langsung bersujud, memeluk teman-temannya, dan mencium tangan para guru.
Prestasi itu membawanya meraih Beasiswa Umrah 2025 yang diberikan sekolah dalam rangkaian Dies Natalis ke-58. Dava tidak berangkat sendirian, ia akan ditemani Tias Rahayuningsih, guru biologi yang lolos seleksi beasiswa umrah untuk tenaga pendidik. Keduanya dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada pekan depan.
“Saya enggak menyangka bisa mendapatkan kesempatan umrah ke Tanah Suci dari sekolah, dan tentu ini juga berkat izin Allah Swt,” ujar Dava, Jumat (19/9/2025).
Ia menambahkan, penghargaan ini menjadi pemacu semangatnya dalam menghafal Al-Qur’an. “Saya sangat senang, dan ini semua juga pasti dikarenakan doa orang tua serta dukungan teman-teman di sekolah,” katanya.
Baca juga: KPK Panggil Lagi Dirjen Haji dan Umrah Terkait Kuota Haji Era Yaqut
Kepala SMAN 1 Padalarang, Lina, menjelaskan bahwa program Beasiswa Umrah 2025 lahir dari budaya infak harian. Para siswa menyisihkan Rp 500 setiap hari, sementara guru dan tenaga kependidikan Rp 1.000. Uang tersebut dikumpulkan selama setahun dan dialokasikan untuk memberangkatkan satu siswa terbaik dan satu guru atau tenaga kependidikan yang terpilih.
"Alhamdulillah, kami bisa memberangkatkan guru dan siswa untuk umrah berkat kedisiplinan mereka dalam infak harian meski nominalnya hanya Rp 500 serta Rp 1000," ujar Lina.
Ia menegaskan, infak bukan sekadar pengumpulan dana, tetapi bagian dari program pendidikan karakter sekolah yang sejalan dengan program Gapura Panca Waluya Pemprov Jawa Barat.
Menurut Lina, budaya infak di sekolah adalah bentuk nyata dari semangat gotong royong sekaligus praktik nyata berlomba-lomba dalam kebaikan. Dari nominal kecil yang disisihkan setiap hari, jika dilakukan bersama-sama, bisa melahirkan manfaat besar bagi banyak orang.
Baca juga: Dedi Mulyadi Kurangi Beban Nunung, Ojol Bandung Berjuang Beratnya Cicilan...
“Dari program infak ini, para siswa didorong untuk mempelajari bahwa dari jumlah uang yang kecil jika dihimpun bersama oleh masyarakat maka bisa mewujudkan tujuan yang besar dan baik,” katanya.
Ia berharap nilai kebaikan ini terus tertanam dalam diri siswa. “Kebaikan ini yang harus ditanamkan agar para siswa menjadi manusia yang bermanfaat bagi lingkungannya, khususnya ketika terjun di masyarakat,” ucap Lina.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang