Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Penutupan Tambang Parung Panjang, Warga Senang Jalan Lengang, Pekerja Teriak Kehilangan Nafkah

Kompas.com - 02/10/2025, 18:15 WIB
Tri Indriawati

Editor

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com – Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menghentikan sementara aktivitas usaha tambang di Parung Panjang, Cigudeg, dan Rumpin, Bogor, menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat.

Di satu sisi, warga merasakan jalanan yang biasanya macet akibat truk tambang kini lengang dan bebas debu.

Namun, di sisi lain, pekerja yang menggantungkan hidup dari sektor tambang merasa terancam kehilangan sumber penghasilan.

Baca juga: Truk Tambang Sepi di Parung Panjang, Sopir dan Pedagang Menjerit Tanpa Penghasilan

Warga Senang Jalan Tidak Lagi Macet dan Berdebu

Elisa (46), warga Parung Panjang, mengaku menikmati suasana baru sejak truk tambang berhenti melintas.

Jalanan yang biasanya padat kini lebih lancar, terutama di jam sibuk.

“Ya senang gitu, enggak macet gitu kendaraannya. Bagus sekarang,” ujar Elisa, Rabu (1/10/2025).

Ia menambahkan, kondisi udara juga membaik karena debu jalanan berkurang. “Debu juga enggak begitu banyak, yang penting macetnya itu.

Macet kalau pas ada truk, kalau pagi tuh anak-anak sekolah susah, (berangkat) kerja juga macet, sore juga sama,” katanya.

Dukungan serupa datang dari Andri (20), penjual gorengan di Jalan M Toha, Parung Panjang. Ia menilai kualitas udara kini lebih sehat tanpa polusi debu.

“Menurut saya lebih bagus, enggak ada polusi, jalan enggak macet,” tutur Andri.

Warga Lain Menilai Perlu Dikaji Ulang

Tidak semua warga sepakat. Hari Setiawan, salah seorang warga, meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan tersebut.

Menurutnya, penutupan tambang bisa menjadi bumerang karena banyak orang menggantungkan hidup pada sektor itu.

“Saya minta ke pemerintah ditinjau kembali surat edaran tersebut, apalagi akan ditutup sampai Desember, akan menjadi bumerang. Kami dibenturkan di bawah, yang salah ini pemerintah sebenarnya, kenapa kami dibenturkan gitu kan,” ucap Hari.

Hari menyarankan beberapa opsi solusi, mulai dari pembatasan jumlah truk, penambahan petugas Dishub untuk mengatur lalu lintas, hingga pembangunan jalan khusus tambang.

“Jalan khusus tambang harga mati,” tegasnya.

Haris, sopir truk tambang yang terdampak kebijakan penghentian sementara aktivitas usaha tambang oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ditemui Kompas.com di Jalan Sudamanik, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.KOMPAS.com/PUTRA RAMADHANI ASTYAWAN KONTRIBUTOR BOGOR Haris, sopir truk tambang yang terdampak kebijakan penghentian sementara aktivitas usaha tambang oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ditemui Kompas.com di Jalan Sudamanik, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

Halaman:


Terkini Lainnya
Menkeu Purbaya Ungkap Rencana Diskon Tarif Tol untuk Nataru 2025
Menkeu Purbaya Ungkap Rencana Diskon Tarif Tol untuk Nataru 2025
Jawa Timur
Tradisi dan Mitos Selasa Kliwon, Salah Satu Hari Sakral dalam Kalender Jawa
Tradisi dan Mitos Selasa Kliwon, Salah Satu Hari Sakral dalam Kalender Jawa
Jawa Tengah
Bagaimana Cara Mengetahui NIK KTP Bocor dan Dipakai untuk Pinjol atau Judol?
Bagaimana Cara Mengetahui NIK KTP Bocor dan Dipakai untuk Pinjol atau Judol?
Sulawesi Selatan
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Masalah Pribadi Disebut Jadi Pemicu Onad Terjerat Kasus Narkoba
Jawa Tengah
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Apa Alasan Prabowo Tambah Armada Pesawat Airbus A400M untuk TNI AU?
Sulawesi Selatan
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Temui Prabowo di Istana, Bahas Solusi Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Barat
 Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Mata Murid SD di Palembang Lebam, Orangtua Curiga Dipukul Guru Pakai Cincin
Sumatera Selatan
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Daftar Lengkapnya
Jawa Barat
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Menkeu Purbaya Sebut Pinjaman Pemerintah Pusat untuk Daerah Diberikan dengan Bunga 0,5 Persen
Sulawesi Selatan
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Pemakaman Pakubuwono XIII Tidak Dilakukan pada Selasa Kliwon, Pegiat Budaya Ungkap Alasannya
Jawa Tengah
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Apakah NIK KTP Anda Dipakai untuk Pinjol Ilegal? Begini Cara Mengeceknya!
Jawa Timur
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
ASN Bolos Kerja Bisa Dipecat, Hak Tunjangan dan Pensiun Dicabut
Lampung
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
AHY Menunggu Arahan Presiden untuk Penyelesaian Utang Kereta Cepat Whoosh
Jawa Timur
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Pemutihan Iuran BPJS Kesehatan 2025: Syarat Peserta dan Cara Cek Tunggakan
Kalimantan Barat
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Bukan Sekadar Indah, Ini Fakta Unik Pantai Kelingking Nusa Penida yang Mirip T-Rex
Jawa Timur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau