KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat tentang potensi terulangnya badai tropis sepertiBadai Seroja, pada puncak musim hujan yang diperkirakan mulai November hingga triwulan pertama 2026.
Badai Seroja pernah melanda Nusa Tenggara Timur pada April 2021.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa peningkatan aktivitas siklon tropis di sekitar perairan selatan Indonesia menjadi faktor yang mendasari potensi cuaca ekstrem ini.
Siklon tropis yang terjadi di wilayah tersebut dapat meningkatkan hujan ekstrem di wilayah pesisir, serupa dengan kejadian Badai Seroja pada tahun 2021.
“Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas siklon tropis di sekitar perairan selatan sering memicu hujan ekstrem di wilayah pesisir. Kita ingat pada 2021 terjadi badai Seroja pada awal April, dan potensi seperti itu bisa terulang pada fase ini,” kata Dwikorita dalam konferensi pers mengenai kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan di Jakarta, Sabtu (1/11/2025), diikutip Antara.
Baca juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan di Indonesia: Januari-Februari 2026 untuk Wilayah Timur
Dwikorita menjelaskan bahwa suhu muka laut yang lebih hangat dari normal di perairan selatan Indonesia memperkuat penguapan dan meningkatkan energi yang membentuk sistem tekanan rendah penyebab siklon tropis.
Fenomena ini dapat berpotensi menimbulkan angin kencang, hujan deras, hingga badai besar yang berisiko menyebabkan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayah pesisir selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Maluku.
Baca juga: Muncul Awan Berwarna-warni di Atas Yogyakarta, BMKG Beri Penjelasan
BMKG memperkirakan bahwa wilayah selatan Indonesia akan memasuki periode aktif siklon tropis mulai November 2025.
Aktivitas atmosfer global seperti Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang ekuatorial Rosby dan Kelvin juga berperan dalam memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tengah dan timur Indonesia.
Pada akhirnya kondisi ini dapat memperbesar risiko cuaca ekstrem.
BMKG juga mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman siklon tropis dengan memantau peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.
"Kami berharap masyarakat tidak panik, tetapi tetap siaga dan responsif terhadap setiap peringatan dini yang kami keluarkan," terang Dwikorita.
Baca juga: BMKG: 43 Persen Wilayah Indonesia Telah Masuk Musim Hujan
BMKG memprediksi bahwa puncak musim hujan 2025/2026 akan terjadi dari November hingga Februari 2026. Berbeda dari tahun sebelumnya, puncak musim hujan kali ini diperkirakan berlangsung lebih lama.
Sebagian artikel telah tayang di Kompas.com dengan judul: BMKG Sebut Puncak Musim Hujan Mulai November 2025-Februari 2026.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang