Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehadiran Menara Jakarta Milik Aguan Bikin Perkantoran OCBD Menggeliat

Kompas.com - 28/07/2025, 12:53 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com – Dinamika pasar perkantoran Jakarta terus menunjukkan pola yang menarik pada pertengahan tahun 2025.

Berbeda dengan Central Business District (CBD) yang cenderung stagnan dalam pasokan baru, area Other Central Business District (OCBD) Jakarta justru mencatat penambahan signifikan.

Ini membawa tantangan tersendiri bagi tingkat okupansi, meskipun permintaan tetap ada dan tren efisiensi serta kualitas menjadi kunci utama.

Pasokan Baru di OCBD

Associate Director Research and Consultancy Leads Property Services Indonesia Martin Samuel Hutape melaporkan, pada Kuartal II-2025, pasar kantor OCBD Jakarta kedatangan pasokan baru dengan selesainya Fortune Office Tower Menara Jakarta. 

Baca juga: Perkantoran Jakarta Stagnan, Ada Tren Ruang Mini Kualitas Premium

Sebagai informasi, Menara Jakarta merupakan proyek besar yang dikembangkan Agung Sedayu Group milik Sugianto Kusuma alias Aguan.

Penambahan ini secara langsung meningkatkan total pasokan kantor kumulatif di area OCBD menjadi 4,2 juta meter persegi.

Masuknya Fortune Office Tower Menara Jakarta seluas 47.500 meter persegi, sedikit menggeser distribusi pasokan, dengan pangsa Jakarta Pusat naik 1 persen, meskipun Jakarta Selatan tetap mendominasi pasar dengan 44 persen dari total pasokan kantor OCBD.

Meski kinerja pada kuartal sebelumnya sempat melemah, pasar kantor OCBD berhasil bangkit pada Kuartal II-2025 dengan total penyerapan bersih 11.643 meter persegi.

Baca juga: Siapa Penghuni Perkantoran di PIK? Ini Bocorannya

Lonjakan permintaan ini terutama didorong oleh aktivitas di Jakarta Barat, sebagian besar karena adanya relokasi perusahaan dari luar Jakarta yang mencari lokasi yang lebih strategis.

"Tren flight-to-quality (pindah ke kualitas lebih baik) dan downsizing (penyusutan ukuran ruang) juga terlihat jelas pada kuartal ini, mencerminkan adaptasi perusahaan terhadap model kerja yang lebih fleksibel," ujar Martin, dalam keterangan Senin (28/7/2025).

Namun, dengan masuknya pasokan kantor baru ini, tingkat okupansi di area OCBD sedikit mengalami penurunan menjadi 76,1 persen, turun 0,6 poin persentase dari kuartal sebelumnya.

Meskipun tingkat penyerapan relatif tinggi, permintaan yang ada masih belum mampu mengimbangi kecepatan masuknya pasokan baru.

Baca juga: Akhir 2025, Okupansi Perkantoran di CBD Jakarta Diprediksi 75 Persen

Ini menunjukkan adanya kesenjangan antara ketersediaan ruang dan kecepatan penyerapan pasar.

Selain itu, mengamankan penyewa yang berkomitmen (pre-committed tenants) untuk gedung-gedung baru masih menjadi tantangan signifikan bagi pengembang dan pemilik gedung di area OCBD.

Sewa Stabil, Harga Strata Turun

Dalam hal harga, tingkat sewa di area OCBD Jakarta cenderung stabil. Sebagian besar pemilik gedung memilih untuk mempertahankan harga dasar sewa mereka agar tetap kompetitif di tengah dinamika pasar.

Rata-rata sewa kotor (gross rent) bertahan stabil di Rp 239.800 (sekitar USD 14,5) per meter persegi per bulan.

Baca juga: Hingga Tahun 2028, Jakarta Akan Punya Sembilan Perkantoran Baru

Namun, berbeda dengan sewa, harga kantor strata-title di OCBD justru sedikit menurun menjadi Rp 31.505.000 per meter persegi (setara USD 1.908).

Penurunan ini bisa menjadi indikasi adanya tekanan jual atau penyesuaian pasar terkait dengan kondisi pasokan dan permintaan.

"Proyeksi pasar perkantoran Jakarta secara keseluruhan menunjukkan beberapa tren kunci yang akan membentuk lanskap di masa depan," imbuh Martin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau