JAKARTA, KOMPAS.com - Peta industri di kawasan Jabodetabek sedang mengalami perubahan dinamis.
Sebelumnya Bekasi dan Karawang menjadi magnet utama investasi, namun karena kelangkaan lahan memaksa para investor melirik wilayah baru.
Wilayah baru itu adalah Subang dan Purwakarta, yang digadang-gadang akan menjadi "frontier" industri masa depan.
Menurut Head of Research dari Colliers Indonesia, Ferry Salanto, pasar lahan industri di Jabodetabek menunjukkan tanda pemulihan yang jelas pada kuartal kedua 2025.
Baca juga: Intiland Bakal Bangun Kawasan Industri di Jombang, Dimulai Akhir 2025
Namun, pasokan lahan di kawasan tradisional seperti Bekasi, Karawang, dan Tangerang sudah sangat terbatas.
"Posisi emas ini juga menjadi penyebab kelangkaan lahan. Sebagian besar kawasan industri di sana sudah terisi penuh," ujar Ferry, dikutip dari Kompas.com, Minggu (7/9/2025).
Kondisi ini membuat para pengembang dan investor kesulitan mencari lahan baru, sehingga mereka harus keluar dari zona nyaman dan mencari alternatif yang lebih menjanjikan.
Tentu saja, pergeseran ini menguntungkan Purwakarta dan Subang.
Kedua wilayah ini menawarkan tiga keunggulan utama, yakni ketersediaan lahan yang jauh lebih besar dibandingkan kawasan lain, harga lahan yang lebih terjangkau, berada di kisaran Rp 1,6 juta hingga Rp4,9 juta per meter persegi.
Kemudian, kehadiran Pelabuhan Patimban dan konektivitas jalan tol yang semakin baik, membuat kawasan ini ideal untuk investasi jangka panjang.
Baca juga: Ini Alasan 90 Persen Lahan Kawasan Industri Belum Dimanfaatkan
Salah satu kawasan yang mendapat dampak positif dari keunggulan ini adalah Smartpolitan Subang yang berhasil menjual lahan seluas 8,4 hektar kepada produsen garmen berteknologi tinggi. Penjualan ini memperkuat posisi Subang sebagai tujuan baru bagi industri modern.
Meskipun terjadi pergeseran, pasar secara keseluruhan tetap menunjukkan kekuatan. Penjualan lahan industri pada kuartal kedua 2025 mencapai 71,88 hektar, naik tajam dari kuartal sebelumnya.
Penjualan ini didominasi oleh dua kawasan utama, yaitu Artha Industrial Hill (AIH) dan Modern Cikande.
Kedua kawasan ini menarik banyak investasi, terutama dari perusahaan China yang sedang gencar melakukan diversifikasi bisnis.
Baca juga: Serapan Lahan Kawasan Industri Capai Level Tertinggi sejak Pandemi
Para pengembang juga memilih untuk menjaga stabilitas harga, menunjukkan kehati-hatian di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Stabilitas ini justru memberikan jaminan bagi investor bahwa pasar properti industri Indonesia adalah pilihan investasi yang aman.
"Dengan kondisi ini, masa depan industri di Jabodetabek tidak lagi terpusat di satu atau dua titik, melainkan menyebar ke wilayah-wilayah baru. Hal ini menciptakan jaringan pusat industri yang saling terhubung, menawarkan opsi beragam bagi investor visioner," tuntas Ferry.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini