Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2023, 17:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tahun di tanggal 31 Oktober, beberapa negara di dunia secara khusus merayakan Halloween.

Hallowen biasanya dirayakan dengan segala sesuatu yang menyeramkan dan misterius. Mulai dari kisah hantu, kostum, permen, dan ukiran labu.

Baca juga: Halloween, Kenapa Sih Kita Takut pada Hantu? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Namun meski sudah menjadi tradisi setiap tahun, pernahkah bertanya-tanya mengenai sejarah Halloween dan mengapa kita merayakannya?

Sejarah halloween

Mengutip History, asal muasal Halloween bermula dari festival bangsa Celtic kuno bernama Samhain.

Setiap tanggal 1 November bangsa Celtic merayakan tahun baru yang menandai akhir musim panas dan masa panen serta awal musim dingin yang gelap dan dingin--waktu yang sering dikaitkan dengan kematian manusia.

Namun Bangsa Celtic juga percaya bahwa pada malam sebelum tahun baru, batas antara dunia orang hidup dan mati menjadi kabur.

Sehingga pada malam tanggal 31 Oktober, mereka merayakan Samhain, ketika diyakini bahwa hantu orang yang telah meninggal kembali ke bumi.

Roh orang yang sudah meninggal ini menurut bangsa Celtic menimbulkan masalah dan merusak tanaman tetapi di sisi lain juga memudahkan pendeta Celtic untuk membuat prediksi tentang masa depan.

Bagi masyarakat yang tergantung pada alam, ramalan-ramalan tersebut merupakan sumber yang penting untuk melewati musim dingin yang panjang dan gelap.

Untuk memperingati hari itu, Druid atau pendeta bangsa Celtic membuat api unggun yang besar. Ini digunkaan supaya orang berkumpul untuk membakar tanaman dan hewan sebagai pengorbanan kepada dewa.

Baca juga: NASA Rilis Foto Matahari Sedang Rayakan Halloween

Selama perayaan, bangsa Celtic akan mengenakan kostum yang biasanya terdiri dari kepala dan kulit binatang serta berusaha saling meramal nasib.

Bangsa Celtic yang hidup 2000 tahun yang lalu sebagian besar tinggal di wilayah yang sekarang merupakan Irlandia, Inggris, dan Prancis bagian utara.

Menyebar ke seluruh dunia

Meski perayaan Halloween dimulai di wilayah Celtic namun hari raya ini dengan cepat menyebar ke belahan dunia lain. Salah satu penyebabnya adalah imigran Irlandia yang membawa serta banyak tradisi Halloween.

Melansir Britannica salah satu tradisi itu adalah trick or treat, di mana anak-anak akan berkeliling mengenakan kostum untuk meminta camilan.

Tradisi tersebut populer di Amerika Serikat pada awal abad ke-20 ketika komunitas Irlandia dan Skotlandia menghidupkan kembali kebiasaan mengenakan kostum dan kemudian membacakan puisi atau melakukan trik lain dengan imbalan sepotong buah atau camilan lainnya.

Saat ini Halloween adalah salah satu hari libur dengan penjualan permen terbesar di AS. Menurut National Retail Federation, penjualan permen saat Hallowen mencapai lebih dari $3 miliar.

Kini dalam beberapa tahun terakhir, Halloween makin populer di lebih banyak belahan dunia, dengan tradisi dan praktik yang sering kali berbeda berdasarkan interpretasi budaya.

Baca juga: Bukan untuk Halloween, Air Mata Darah Pria Ini Nyata

Kendati mumgkin telah menyimpang dari akar Celtic aslinya, namun esensi Halloween untuk mengingat dan menghormati roh orang yang sudah meninggal tetap konsisten sepanjang perkembangan sejarahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Supermoon Beaver 5 November Jadi Bulan Purnama Paling Dekat Bumi Sejak 2019
Fenomena
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Penampakan Jika Seluruh Es Antartika Mencair, Ada Jurang dan Pegunungan
Oh Begitu
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG Konfirmasi 43,8 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan, Kenali Potensi Cuaca Ekstrem
Fenomena
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Berusia 6 Juta Tahun, Sampel Udara Tertua di Bumi Ditemukan di Es Antartika
Fenomena
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Alarm dari Laut: Lumba-Lumba Kena Alzheimer Gegara Limbah Manusia, Ini Bukti Ilmiahnya
Oh Begitu
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Teleskop James Webb Bongkar Rahasia Komet 3I/ATLAS: Diselimuti Kerak Radiasi Kosmis Miliaran Tahun
Fenomena
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Identik dengan Halloween, Labu Ternyata Bisa Simpan Bahan Kimia Beracun
Oh Begitu
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Fosil Badak Salju dari Kutub Utara Ungkap Jembatan Darat Atlantik Kuno
Oh Begitu
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Nebula Kelelawar Hantu: ‘Tamu’ Kosmik yang Muncul di Langit Halloween
Fenomena
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Supermoon Emas November 2025: Purnama Terbesar Sepanjang Tahun
Oh Begitu
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Gempa M 5,1 Guncang Laut Sarmi Papua, Tidak Berpotensi Tsunami
Fenomena
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Anjing-Anjing Menjadi Biru di Zona Chernobyl, Apa yang Terjadi?
Oh Begitu
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Rahasia Kodok yang Bisa Berubah Jadi Kuning Neon dalam Dua Hari
Oh Begitu
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
77 Kerangka Kristen Awal Ditemukan di Situs Gereja Tertua Aarhus Denmark, Berusia Sekitar 900 Tahun
Oh Begitu
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Sejarah Halloween dan Día de Muertos, Lahir dari Perkawinan Budaya Kematian Celtic dan Aztec
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau