Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enrique de Malacca, Budak yang Pertama Kali Mengelilingi Dunia?

Kompas.com - 31/08/2024, 14:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Enrique de Malacca adalah sosok yang disebut-sebut sebagai orang yang pertama kali mengelilingi dunia.

Ia merupakan budak Ferdinand Magellan, yang diambil dari Malaka. Namun, asal-usul Enrique de Malacca masih diperdebatkan. 

Ada yang menyebut Enrique de Malacca berasal dari Malaka, Maluku, Sumatera, juga Cebu (Filipina).

Tidak hanya asal-usulnya, akhir kisah Enrique de Malacca juga menjadi misteri. Namanya lenyap begitu saja dari catatan sejarah yang pernah menyebutkan kisahnya.

Baca juga: Pertempuran Mactan, Perang yang Menewaskan Ferdinand Magellan

Enrique de Malacca menurut catatan Pigafetta

Sosok Enrique de Malacca disebutkan dalam catatan Antonio Pigafetta, penulis sejarah yang ikut dalam ekspedisi penjelajahan samudra Ferdinand Magellan.

Ferdinand Magellan adalah pelaut Portugis yang pernah ikut dalam penaklukkan Portugis atas Malaka pada 1511, di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque.

Ketika kembali ke Eropa, Magellan membawa seorang budak. Karena rencana ekspedisinya tidak didukung oleh kerajaan Portugal, Magellan mencari dukungan ke Spanyol. 

Pada 1519, Magellan memimpin armada Spanyol dalam ekspedisi mencari Kepulauan Maluku, yang dikenal oleh bangsa Eropa sebagai pulau rempah-rempah.

Ekspedisi itu membawa lima kapal yang ditumpangi lebih dari 200 awak kapal, termasuk budak Magellan yang didapatkan dari Malaka.

Magellan memimpin armadanya melalui jalur barat, yakni dari Eropa kemudian melintasi Samudra Atlantik, mengitari ujung selatan benua Amerika, dan mengarungi Samudra Pasifik.

Pada 16 Maret 1521, ekspedisi Magellan mendarat di Homonhon, Samar, Filipina.

Budak Magellan pertama kali muncul dalam catatan Pigafetta pada 28 Maret 1521.

Baca juga: Fernando de Magelhaens: Biografi dan Rute Pelayaran

Ketika sampai di Homonhon, budak Magellan tidak dapat berkomunikasi dengan penduduk lokal, kecuali melalui isyarat.

Akan tetapi, ketika ekspedisi mencapai Pulau Leyte dan Cebu, budak Magellan bisa berkomunikasi dengan penduduk lokal.

Pigafetta menyebutkan bahwa budak milik kapten jenderal merupakan penduduk asli Sumatera.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau