KOMPAS.com - Baru-baru ini, hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Kuala Tungkal, Jambi menjadi sorotan di media sosial.
Pada Selasa (12/8/2025), Kota Kuala Tungkal mengalami hujan es disertai angin kencang. Akibatnya, beberapa rumah rusak dan pohon tumbang.
Sebuah video di media sosial TikTok menunjukkan situasi Kota Kuala Tungkal, Tanjabbar, Provinsi Jambi ketika hujan es melanda.
Dalam video unggahan akun TikTok @ruangupdate.id, hujan deras tampak mengguyur kota hingga jarak pandang menipis.
Baca juga: Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 13-14 Agustus 2025
Angin kencang pun terlihat hampir menerbangkan tenda-tenda yang terpasang. Kemudian, pengunggah menunjukkan bongkahan-bongkahan es yang turun bersama hujan.
Menurut unggahan tersebut, hujan es termasuk kejadian langka di wilayah tersebut.
Menurut laporan tim BPBD setempat, hujan es menyebabkan atap rumah warga tertutup butiran es. Selain itu kerusakan terjadi akibat terpaan angin kencang.
Terkait fenomena ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan mengapa hujan es terjadi di musim kemarau.
Lantas, bagaimana terjadinya hujan es seperti yang dialami kota Kuala Tungkal? Berikut penjelasan BMKG.
https://www.tiktok.com/@ruangupdate.id/video/7537662129734814982?is_from_webapp=1&web_id=7501231735188833800
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani memaparkan bahwa hujan es terjadi di musim kemarau karena beberapa faktor.
Adapun faktor-faktor tersebut memengaruhi aktivitas atmosfer hingga membentuk awan hujan.
"Meskipun pada bulan Agustus umumnya masuk musim kemarau di Jambi, fenomena hujan es dapat saja terjadi disebabkan oleh beberapa faktor," terang Andri kepada Kompas.com, saat dihubungi Rabu (13/8/2025).
Baca juga: Sampai Kapan Hujan pada Musim Kemarau 2025 Berlangsung? Ini Kata BMKG
Salah satu faktornya adalah, IOD (Indian Ocean Dipole) yang menunjukkan nilai -0.84 dan didukung dengan suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar.
Hal ini memicu peningkatan pasokan uap air melimpah dan dapat membentuk awan-awan hujan.
Kemudian, Andri menjelaskan bahwa adanya MJO (Madden Julien Oscillation) yang aktif secara spasial di wilayah Sumatra termasuk Jambi juga menjadi salah satu faktor terjadinya hujan es.