KOMPAS.com - Jumlah jurnalis yang tewas di Gaza akibat serangan Israel kembali bertambah.
Laporan terbaru International Federation of Journalists (IFJ) mencatat sedikitnya 218 jurnalis dan pekerja media meninggal sejak perang pecah pada Oktober 2023.
Dilansir dari Al-Jazeera, Senin (25/8/2025), serangan terbaru di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, menewaskan enam jurnalis.
Baca juga: 5 Jurnalis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza, termasuk Anas al-Sharif
Para jurnalis yang tewas yakni Hossam Al-Masri dari Reuters, Mohammed Salama dari Al Jazeera, Maryam Abu Deqa yang bekerja untuk Associated Press dan Independent Arabia, Moaz Abu Taha dari NBC News, serta jurnalis lepas Ahmad Abu Aziz.
Data tersebut memperkuat kritik dunia internasional bahwa serangan Israel secara sistematis menargetkan pekerja media, melanggar hukum humaniter, dan menekan kebebasan pers di Jalur Gaza.
Selain itu, gugurnya jurnalis di Rumah Sakit Nasser menambah daftar panjang tewasnya awak media di Gaza.
Pada Senin (25/8/2025), militer Israel meluncurkan dua serangan beruntun ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Serangan pertama menghantam kompleks rumah sakit, disusul ledakan kedua saat jurnalis dan tenaga medis mencoba menolong korban.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 21 orang, termasuk lima jurnalis.
Palestinian Journalists Syndicate (PJS) menilai serangan tersebut dilakukan secara terarah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu sebagai “kecelakaan tragis”.
Ia menambahkan bahwa otoritas militer sedang melakukan investigasi, namun laporan serupa jarang berujung pada sanksi.
Baca juga: Menhan Israel Setujui Rencana Caplok Gaza, Panggil 60.000 Pasukan Cadangan
IFJ dan PJS menyatakan jumlah jurnalis Gaza yang tewas sejak 7 Oktober 2023 mencapai 218 orang.
Angka ini menjadikan perang Gaza sebagai periode paling mematikan bagi pers dalam sejarah modern.
Daftar korban mencakup jurnalis televisi, fotografer, editor, hingga teknisi media.