KOMPAS.com - Papua Nugini merupakan salah satu populasi paling unik di dunia secara genetik.
Selama ribuan tahun terisolasi di tengah hutan hujan dan pegunungan vulkanik, masyarakatnya membawa jejak migrasi manusia purba, perkawinan silang dengan hominin kuno, hingga sejarah demografi yang sulit ditandingi kelompok lain.
Namun, asal-usul mereka lama menjadi perdebatan.
Beberapa ilmuwan menganggap, orang Papua Nugini merupakan keturunan migrasi awal dari Afrika, sebagian lain menilai bahwa mereka adalah gelombang besar manusia modern yang menyebar ke Asia dan Oseania.
Baca juga: Studi: Manusia Purba Tak Sembarangan Pilih Batu untuk Membuat Alat
Dilansir dari Brighter, Rabu (6/8/2025), sebuah studi terbaru menantang teori lama tersebut.
Dengan memanfaatkan sampel DNA baru, pembelajaran mesin, dan kecerdasan buatan (AI), tim peneliti dari Eropa menemukan, orang Papua Nugini memiliki akar yang sama dengan populasi Asia lainnya.
Analisis genetik terbaru membuktikan bahwa kemiripan genetik mereka tetap sejajar dengan kelompok Asia Timur, bukan berasal dari jalur migrasi yang berbeda.
Dengan metode Relative Cross Coalescent Rate (RCCR), peneliti melacak penyimpangan garis keturunan dari waktu ke waktu.
Hasilnya, perbedaan genetik Papua Nugini lebih dipengaruhi oleh penyusutan populasi dan pertumbuhan yang lambat akibat isolasi, bukan migrasi terpisah.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Spesies Paus Purba Baru, Ungkap Jejak Evolusi Paus Bergigi Tajam
Ketua tim penelitian, Dr. Mayukh Mondal menyebutkan, isolasi panjang membuat sinyal genetik purba tetap terjaga sehingga kerap disalahartikan sebagai bukti migrasi awal.
Salah satu ciri khas DNA Papua Nugini adalah tingginya kandungan gen Denisova, kerabat dekat Neanderthal yang pernah hidup di Asia.
Warisan ini kemungkinan masuk melalui perkawinan silang di Asia Tenggara atau Oseania.
Populasi yang kecil dan isolasi panjang membuat fragmen gen purba ini bertahan lebih jelas dibanding kelompok lain.
Secara fisik, beberapa ciri orang Papua Nugini memang mirip dengan populasi Afrika Sub-Sahara, seperti kulit lebih gelap atau struktur tulang tertentu.
Hal itu sempat memperkuat dugaan adanya hubungan langsung dengan Afrika.