Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 95W di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 01/09/2025, 14:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi keberadaan Bibit Siklon Tropis 95W di wilayah Indonesia.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan, sistem ini mulai terbentuk di wilayah Laut Filipina, tepatnya di barat laut Kepulauan Palau pada Jumat (29/8/2025) pukul 13.00 WIB.

Berdasarkan hasil analisis BMKG pada Senin (1/9/2025) pukul 07.00 WIB, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 15 knot (28 km/jam).

Menurutnya, pusat sirkulasi Bibit Siklon Tropis 95W terdeteksi di sekitar 16 derajat LU dan 130 derajat BT, dengan tekanan minimum sekitar 1005 hPa, dengan angin maksimum terpantau di bagian tenggara sirkulasi sistem.

Baca juga: BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 31 Agustus-1 September 2025

Andri mengungkapkan, pengamatan citra satelit dalam 12 jam terakhir menunjukkan adanya penurunan aktivitas awan konvektif di sekitar sistem.

"Analisis angin per lapisan memperlihatkan bahwa sirkulasi terpantau dari permukaan hingga lapisan 500 hPa," kata Andri kepada Kompas.com, Senin.

"Namun, pada lapisan permukaan hingga 850 hPa, sirkulasi melebar ke arah barat, sementara pada lapisan 700 hPa dan 500 hPa sirkulasi terlihat kurang jelas," sambungnya.

Baca juga: Ramai Citra Jawa Barat Memerah, BMKG Ungkap Fakta Cuaca Sebenarnya


Dampak Bibit Siklon Tropis 95W

Andri menyampaikan, pertumbuhan Bibit Siklon Tropis 95W didukung oleh beberapa kondisi atmosfer.

"Saat ini, gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO), Kelvin, Equatorial Rossby, dan Low Frequency terpantau aktif di sekitar sistem," ungkap dia.

Selain itu, suhu muka laut yang hangat berkisar 28–29 derajat Celsius dan kelembapan udara yang cukup basah di hampir semua lapisan turut mendukung perkembangan sistem ini.

Faktor pendukung lainnya adalah vertical wind shear yang relatif lemah, yaitu antara 5–10 knot, serta vortisitas sedang pada lapisan bawah hingga menengah (850–700 hPa).

Berdasarkan prediksi BMKG, dalam 24 jam ke depan, intensitas Bibit Siklon Tropis 95W diperkirakan tetap persisten dengan kecenderungan melemah.

Baca juga: Bikin Menggigil, BMKG Ungkap Wilayah Paling Dingin di Indonesia Akhir Agustus 2025

Sistem ini diperkirakan bergerak ke arah barat–barat laut dan masih berada di dalam Area of Monitoring (AoM) TCWC Jakarta.

Selanjutnya, dalam 48 hingga 72 jam ke depan, sistem ini diperkirakan masih akan persisten dengan arah pergerakan ke barat–barat laut menuju perairan timur Filipina.

"Secara keseluruhan, potensi Bibit Siklon Tropis 95W untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24–72 jam mendatang masih berada pada kategori peluang rendah," jelas Andri.

Ia menambahkan, Bibit Siklon Tropis 95W diperkirakan memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan.

Dampak tersebut dapat berupa gelombang laut dengan ketinggian 1,25-2,5 meter (kategori Moderate Sea) yang berpotensi terjadi di wilayah berikut:

  • Laut Maluku
  • Perairan Sangihe–Talaud
  • Samudra Pasifik utara Maluku.

Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah Mana Saja yang Terdampak Siklon Tropis Kajiki dan Bibit Siklon Tropis 93W

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Purbaya Yudhi Sadewa Jadi Menkeu Baru: Kata Istana hingga Ucapan Kontroversial
Tren
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Jadwal Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Daftar Sisa Hari Libur Nasional Tahun 2025, Catat Tanggalnya
Tren
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
BMKG: Ini WIlayah yang Berpotensi Hujan Lebat pada 9-10 September 2025
Tren
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
[POPULER TREN] Isu PHK Karyawan PT Gudang Garam | Tarif Listrik Pascabayar 8-14 September
Tren
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Ada Fenomena Epsilon Perseid pada 9 September 2025, Apa Itu?
Tren
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Reshuffle Kabinet Prabowo, Siapa Menteri yang Diganti dan Belum Ada Pengganti?
Tren
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Lansia 72 Tahun Kritis Usai Diserang Beruang di AS, Kasus Pertama Sejak 1850
Tren
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Arkeolog Temukan Setumpuk Koin Emas Dalam Pot, Diduga Milik Tentara Bayaran
Tren
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Studi Ungkap Duduk Lebih Dari 5 Menit di Toilet Tingkatkan Risiko Wasir
Tren
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Daftar Harta Mukhtarudin, Menteri P2MI Baru Hasil Reshuffle Hari Ini
Tren
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Kronologi Kreator Konten di Bogor Diteror Kepala Babi, Kerap Unggah Video Edukasi soal Aksi Demonstrasi
Tren
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Daftar Kekayaan Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Baru yang Gantikan Sri Mulyani
Tren
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Head to Head Indonesia U23 Vs Korea Selatan U23 Jelang Kualifikasi Piala Asia U23 2026
Tren
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tanda-tanda Seseorang Perlu Segera Pergi ke Psikolog
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau