KOMPAS.com - Kasus infeksi mematikan akibat bakteri pemakan daging Vibrio vulnificus meningkat di Amerika Serikat.
Tahun ini, delapan kematian akibat Vibrio vulnificus dilaporkan telah terjadi di Florida dan Louisiana.
Secara keseluruhan, sudah ada 60 kasus infeksi bakteri pemakan daging di berbagai negara bagian AS.
“Data menunjukkan infeksi memang meningkat, terutama di Gulf Coast dan wilayah sekitarnya,” kata profesor di Universitas Florida, Antarpreet Jutla, kepada Newsweek (11/8/2025).
Tak hanya di Gulf Coast, kasus infeksi Vibrio ini juga melonjak tajam di Lousiana, AS, dengan 17 pasien dirawat inap dan empat orang meninggal dunia pada Juli 2025.
Peningkatan kasus juga dilaporkan di Massachusetts, Virginia, North Carolina, hingga New York.
Baca juga: Setelah Makan Logam Beracun, Bakteri Ini Mengeluarkan Limbah Emas
Lalu, apa pemicu kasus infeksi bakteri pemakan daging merebak belakangan ini?
Profesor di Universitas South Carolina, R. Sean Norman, menilai perubahan iklim menjadi salah satu penyebab utama lonjakan kasus.
“Perubahan iklim kemungkinan besar merupakan alasan utama,” ujarnya.
Ia menyampaikan, suhu laut yang semakin hangat, naiknya permukaan air laut, hingga turunnya kadar garam akibat mencairnya gletser menciptakan kondisi ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.
Hal senada juga disampaikan oleh ahli mikrobiologi di University of Maryland, Rita Colwell. Menurut dia, kasus infeksi ini sudah pasti meningkat dan terdokumentasi jelas di Gulf Coast hingga pesisir timur AS.
"Suhu permukaan laut yang lebih tinggi menciptakan kondisi ideal bagi Vibrio berkembang biak," kata Colwell.
“Pemanasan laut akibat perubahan iklim berperan langsung dalam ancaman kesehatan ini,” lanjut dia.
Baca juga: Dokter di Inggris Kembangkan Pil Tinja untuk Pengobatan Infeksi Bakteri Super
Selain suhu laut, terjadinya badai yang lebih sering dan intens membawa nutrisi tambahan ke perairan, yang semakin mendukung pertumbuhan bakteri.
Anggapan ini muncul, mengacu pada data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).