Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpidana Mati Lindsay Sandiford Dipulangkan ke Inggris, Kenapa?

Kompas.com - 23/10/2025, 11:15 WIB
Rheandita Vella Aresta,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Terpidana mati kasus penyelundupan narkoba, Lindsay Sandiford (68) akan dipulangkan ke negaranya, Inggris.

Pada 2012, Sandiford ditangkap saat membawa 3,8 kilogram kokain senilai 2,5 juta dollar AS (sekitar Rp 41 miliar) dalam kopernya saat tiba di Bali dari Thailand.

Dalam persidangan, ia mengaku membawa narkoba itu karena sekelompok orang mengancam anak-anaknya.

Selain Sandiford, narapidana lain, Shahab Shahabadi (35) yang menjalani hukuman seumur hidup juga akan dipulangkan.

Shahabadi ditahan di Jakarta pada 2014 setelah mengirim 30 kilogram bubuk metamfetamin dari Iran.

Baca juga: 6 Fakta Pemindahan Ammar Zoni ke Nusakambangan Usai Diduga Edarkan Narkoba di Rutan

Mengapa keduanya dipulangkan ke Inggris?

Dilansir dari BBC, Rabu (22/10/2025), kedua terpidana dipulangkan karena kesepakatan repatriasi pemerintah Indonesia dan Inggris yang diteken Selasa (21/10/2025).

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, pemerintah telah menandatangani kesepakatan dengan Menteri Luar Negeri Inggris, Yvette Cooper untuk pemindahan kedua terpidana itu.

"Kami sepakat mengabulkan pemindahan para tahanan ke Inggris. Perjanjiannya sudah ditandatangani," ujarnya.

Menurutnya, dua tahanan sedang menghadapi masalah kesehatan yang serius."

"Yang pertama, Sandiford, kondisi kesehatannya sedang buruk dan sudah diperiksa dokter kami serta dokter dari konsulat Inggris di Bali. Kondisinya sangat parah," jelas dia.

"Kedua, Shahab Shahabadi, meskipun masih muda, menderita beberapa masalah kesehatan serius, terutama gangguan kesehatan mental," lanjutnya.

Baca juga: Dulu Putus Asa Vonis Ditambah, Kini Ammar Zoni Diduga Terlibat Peredaran Narkoba di Rutan

Indonesia dan Inggris tidak memiliki pengaturan pemindahan tahanan secara formal. Umumnya, pengaturan ini mengharuskan tahanan yang dipulangkan menjalani hukuman di negara asal.

Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, beberapa narapidana asing dipulangkan berdasarkan perjanjian bilateral dengan masing-masing negara.

Sebelumnya, seorang warga Filipina yang terancam hukuman mati akibat kasus narkoba dan lima warga Australia yang terlibat perdagangan heroin, juga dipulangkan ke negara masing-masing.

Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Narkoba dan Kejahatan mengatakan, Indonesia merupakan pusat penyelundupan narkoba utama meski memiliki undang-undang narkoba paling ketat di dunia.

Diketahui, sekitar 530 terpidana sedang menunggu eksekusi mati di Indonesia, sebagian besar karena kejahatan terkait narkoba, hampir 100 di antaranya adalah warga negara asing.

Eksekusi terakhir di Indonesia dilakukan pada Juli 2016 terhadap seorang WNI dan tiga WNA.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Puasa Ayyamul Bidh November 2025 Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap dengan Niat dan Keutamaannya
Tren
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Daftar 25 Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026, Ada 5 Long Weekend
Tren
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Anak Kembar Identik Tenyata Tak Punya IQ Sama, Ini Penjelasan Studi
Tren
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
7 Fakta di Balik Vidi Aldiano Hiatus, Rehat Perdana sejak 2014 dan Siapkan Album Baru
Tren
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau