YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Saat gejala dugaan keracunan dirasakan murid SMP N 1 Saptosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ratusan murid bergantian masuk toilet pada Rabu (29/10/2025).
"Kemarin ada 16 anak semua di Rumah Sakit (RSUD Saptosari) karena puskesmas sudah penuh siswa SMK (N 1 Saptosari)," kata Kepala Sekolah SMP N 1 Saptosari, Emy Indarti, saat ditemui di SMP N 1 Saptosari, Kamis (30/10/2025).
"Tadi malam ada 3 anak yang periksa lagi tetapi sudah pulang semua. Tadi 2 anak pulang karena sakit perut," ucap dia.
Dia mengatakan masih ada sekitar 20 anak yang belum masuk sekolah.
Baca juga: Ulat Sayur Ditemukan di MBG Bangkalan, Ahli Gizi UGM: Tidak Berbahaya tapi Tak Dianjurkan Dikonsumsi
Namun demikian, apakah karena efek dugaan keracunan MBG atau yang lain, pihaknya belum bisa memastikan.
Emy menduga anak-anak masih lemas karena sulit makan.
"Hari ini yang tidak masuk sekitar 20 orang, tapi ya setiap hari pasti ada yang tidak masuk. Karena itu, belum bisa dipastikan mereka tidak masuk karena itu," kata dia.
Para siswa pada hari Rabu (29/10/2025) kemarin, dari 478 anak penerima manfaat MBG, ada 191 anak yang mengalami keluhan mual, muntah, dan buang air besar.
Dari ratusan yang merasakan, ada 16 anak yang dilarikan ke RSUD Saptosari.
Sementara sisanya dirawat di sekolah.
"Yang lemas dibawa ke RSUD Saptosari, semuanya akhirnya harus dipulangkan," kata dia.
Emy mengatakan saat di sekolah banyak siswa yang antre toilet.
"Antre toilet kemarin itu, keluar masuk gitu dan kebanyakan murid perempuan yang mengalami diare, kebanyakan perempuan," kata dia.
Disinggung mengenai menu, Emy menyebut ada nasi, gulai ayam, buah, dan sayur.
Untuk MBG sudah dilaksanakan sejak 22 September 2025 lalu.
"Programnya bagus, wong sering gonta-ganti lauknya," kata Emy.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang