Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Larangan "Study Tour" Dedi Mulyadi, Pengelola Bus: Lebih Parah dari Efek Covid-19

Kompas.com - 21/07/2025, 22:00 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sejumlah pekerja di sektor pariwisata Jawa Barat mengeluhkan dampak dari Surat Edaran Gubernur Jabar yang melarang kegiatan study tour yang biasa diselenggarakan oleh sekolah.

Kebijakan tersebut mulai diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada Mei 2025, dan telah menyebabkan kesulitan bagi para pekerja untuk mencari nafkah akibat sepinya orderan.

Poin ketiga dari Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 45/PK.03.03/KESRA yang melarang sekolah mengadakan kegiatan piknik dalam bentuk study tour dinilai telah membebani orangtua dan menjadi pemicu lesunya sektor pariwisata.

Raden Mochtar (49), seorang pemandu wisata asal Kabupaten Cirebon, mengaku kehilangan pendapatan bulanan akibat sepinya orderan setelah aturan tersebut diterapkan.

Baca juga: Macet 3 Km Buntut Pelaku Wisata Blokade Flyover Pasupati Demo Larangan Study Tour Dedi Mulyadi

"Sekarang saya tidak memiliki pendapatan karena sepi job orderan wisata," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com di sela-sela aksi demonstrasi di halaman depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin (21/7/2025) sore.

Raden menambahkan bahwa setelah hampir 15 tahun bekerja di sektor pariwisata, baru kali ini ekonomi keluarganya sangat terpukul.

Sebagai seorang tour leader, Raden tidak mendapatkan gaji bulanan dan hanya mengandalkan uang bagi hasil dari perusahaan biro jasa dalam setiap kegiatan yang dipandunya.

Sebagai tulang punggung keluarga, ia terpaksa mencari pekerjaan lain di luar bidang keahliannya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, meskipun hasilnya tidak sebanding dengan pekerjaan utamanya.

"Sana sini serabutan, yang penting untuk makan sehari-hari ada. Istri memang bekerja, tapi seminggu hanya tiga kali bekerja, itu dia separuh waktu bekerjanya," ungkap Raden.

Di sisi lain, Mamat Tango (50), pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kawasan Cibaduyut, Kota Bandung, juga mengeluhkan anjloknya penjualan akibat sepinya wisatawan setelah adanya kebijakan larangan study tour.

Ia mencatat bahwa banyak toko penjual sepatu dan cinderamata khas Bandung mulai berguguran, sehingga puluhan hingga ratusan pegawai kehilangan pekerjaan.

Baca juga: Demo Larangan Study Tour, Puluhan Bus Blokade Jalan Layang Pasupati Bandung

"Yang terjadi di UMKM sangat tinggi efek dominonya. Di Cibaduyut saja banyak yang kolaps dengan tidak adanya study tour ini. Karyawan cukup banyak sekarang yang dirumahkan bahkan di-PHK karena sepi pembeli," jelas Mamat.

Herdi Sudarja, koordinator Aksi Solidaritas para pekerja pariwisata Jawa Barat (P3JB) dan pengelola bus pariwisata, menilai dampak kebijakan tersebut lebih parah dibandingkan saat pandemi Covid-19.

Permintaan penyewaan bus pariwisata semakin menipis, membuat para pelaku usaha di sektor pariwisata kian merugi.

"Karena tidak ada order, bagaimana pengusaha bisa bertahan. Bahkan saya katakan ini lebih daripada resesi saat kita Covid-19. Beban perusahaan dan para pengusaha juga banyak dihentikan," katanya.

Herdi mendesak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi untuk memberikan kelonggaran, bahkan mencabut kebijakan pelarangan study tour.

Ia menegaskan bahwa ribuan orang bergantung hidup dari sektor pariwisata, termasuk sopir dan helper di perusahaan otobus yang hanya mendapatkan upah jika ada order.

"Jika tidak ada order, mereka tidak mendapatkan penghasilan, tidak mendapatkan pemasukan," pungkas Herdi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Menteri PPPA Desak Ungkap Kasus Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung
Bandung
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Kematian di Balik Tembok Terapi: Kisah Ilham yang Pulang dengan Luka
Bandung
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Eks Wali Kota Cirebon Jadi Tersangka Korupsi Balai Kota, Kerugian Rp 26 Miliar
Bandung
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Kronologi Kecelakaan Maut Mobil dan Truk di Km 111 Tol Cipularang, 2 Tewas
Bandung
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Polisi Gerebek Markas Remaja Tawuran Live Facebook di Indramayu, 4 Remaja Ditangkap
Bandung
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Istri Pimpinan Majelis Taklim di Bogor Ungkap Detik-detik Bangunan Ambruk: Saya Kira Kiamat
Bandung
Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung, Menteri PPPA Datang Melayat
Ibu dan 2 Anak Tewas Dalam Kontrakan di Banjaran Bandung, Menteri PPPA Datang Melayat
Bandung
Ungkap 2 Pembunuhan Besar hingga Terluka Saat Amankan Demo, 9 Polisi dan 1 Kades di Indramayu Dapat Penghargaan
Ungkap 2 Pembunuhan Besar hingga Terluka Saat Amankan Demo, 9 Polisi dan 1 Kades di Indramayu Dapat Penghargaan
Bandung
Korban Ambruknya Majelis Taklim di Ciomas Bogor Bertambah Jadi 131 Orang
Korban Ambruknya Majelis Taklim di Ciomas Bogor Bertambah Jadi 131 Orang
Bandung
Kecelakaan Truk dan Honda Jazz di Tol Cipularang Km 111, Dua Orang Tewas
Kecelakaan Truk dan Honda Jazz di Tol Cipularang Km 111, Dua Orang Tewas
Bandung
Tunjangan Rumah DPRD Kabupaten Bogor Naik 100 Persen Jadi Rp38,5 Juta-44,5 Juta
Tunjangan Rumah DPRD Kabupaten Bogor Naik 100 Persen Jadi Rp38,5 Juta-44,5 Juta
Bandung
Dedi Mulyadi Siap Ambil Alih Pengelolaan RSUD Kota Bogor
Dedi Mulyadi Siap Ambil Alih Pengelolaan RSUD Kota Bogor
Bandung
Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Melawan Saat Diciduk, Polisi Tembak Kaki Pelaku
Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Melawan Saat Diciduk, Polisi Tembak Kaki Pelaku
Bandung
Tanggung Biaya Rawat Korban Majelis Taklim Ambruk di Bogor, Dedi Mulyadi: Yang Penting Semua Sembuh
Tanggung Biaya Rawat Korban Majelis Taklim Ambruk di Bogor, Dedi Mulyadi: Yang Penting Semua Sembuh
Bandung
Dua Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Ternyata Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Dua Pembunuh Satu Keluarga Terkubur di Indramayu Ternyata Mantan Rekan Kerja Korban di Bank
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau