BANDUNG, KOMPAS.com - Harga beras di beberapa pasar di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.
Pantauan di lapangan, Kamis (4/9/2025), kenaikan harga beras berkisar antara Rp 500 hingga Rp 1.000 per kilogram, baik beras medium maupun premium.
Di Pasar Sehat Soreang, misalnya, harga beras premium saat ini mencapai Rp 15.000 per kilogram, sebelumnya harga beras premium hanya berkisar Rp 14.000 per kilogram.
Deden (38), pedagang beras di Pasar Sehat Soreang, mengatakan bahwa kenaikan harga sudah terjadi sejak dua minggu terakhir.
Ia menyebut pasokan dari distributor tidak lancar sehingga memengaruhi harga jual di pasar.
Baca juga: Bupati Bandung Pastikan Tak Naikkan PBB, Khawatir Ganggu Inflasi
“Kalau stok dari distributor telat datang, otomatis harga naik. Kami pedagang juga bingung karena pembeli jadi sepi. Banyak yang hanya beli setengah kilo atau satu kilo, padahal biasanya bisa borongan,” kata Deden.
Deden mengaku kerap dikomplain oleh pembeli terkait kenaikan harga beras tersebut.
Sebetulnya, pada Agustus lalu, harga beras, kata dia, sempat turun.
Namun, secara tiba-tiba distribusi terhambat sehingga selama dua pekan terakhir, beras kembali naik di luar Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilogram.
"Kalau komplain mah banyak, banyak yang nanyain kenapa mesti naik segala," ujarnya.
Menurut Deden, kenaikan harga beras sangat memengaruhi jumlah pembeli.
Jika biasanya pembeli membeli dengan jumlah yang besar, sejak dua pekan lalu, tak sedikit pembeli yang membeli beras dengan jumlah yang sedikit.
Baca juga: Investigasi Ombudsman: Bengkulu Kesulitan Gabah, Penggilingan Stop Beroperasi
"Ya, yang beli tambah turun, karena harga naik, terus kadang kualitas juga kurang baik, jadi si pembeli itu ya irit belinya," jelas dia.
Deden memperkirakan dalam sehari kini hanya dua puluh orang pembeli yang datang, sedangkan jumlah belanja hanya satu sampai dua kilogram saja.
Sementara pembelian dalam jumlah karung sangat jarang, bahkan semakin berkurang.