BOGOR, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengingatkan pentingnya memperhatikan kelayakan bangunan dan kapasitas ruangan setelah peristiwa ambruknya Majelis Taklim Asohibiyya di Desa Sukamakmur, Ciomas, Kabupaten Bogor, Minggu (7/9/2025).
Dedi Mulyadi mengatakan, setiap bangunan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat harus disesuaikan dengan kapasitas yang dimilikinya.
Ia mencontohkan, bangunan dengan kapasitas 30 orang tidak boleh diisi hingga 100 atau 200 orang.
Baca juga: Majelis Taklim Ambruk di Bogor Tewaskan 4 Orang, Pimpinan: Bangunan Baru, Enggak Mungkin Asal
“Harapannya ke depan, kami selalu mempertimbangkan kapasitas bangunan. Kalau kapasitasnya hanya 30, ya tidak boleh dipaksa sampai ratusan. Itu sangat berbahaya," ujar Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Senin (8/9/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti lokasi bangunan yang berada di tebing atau jurang.
Menurut dia, pembangunan di area tersebut harus memperhatikan kualitas konstruksi agar tidak membahayakan jemaah.
"Kalau bikin bangunan di tebing jurang, kualitas konstruksi harus benar-benar kuat. Jangan sampai corannya asal-asalan sehingga tidak kokoh," tegasnya.
Baca juga: Terungkap, Jemaah di Majelis Taklim Ambruk Ciomas Bogor Diperkirakan 500 Orang
Meski menyoroti aspek teknis bangunan, Dedi menegaskan fokus utama pemerintah saat ini adalah pemulihan para korban.
Ia berharap tragedi ini menjadi pelajaran agar masyarakat lebih peduli terhadap standar keselamatan dalam pembangunan maupun pelaksanaan kegiatan keagamaan.
Pimpinan Majelis Taklim Asohibiyya, Ustad Zulpadli Harahap, meyakinkan bahwa bangunan majelis taklim miliknya itu belum lama dibangun dan strukturnya tidak asal-asalan.
Adapun Zulpadli merinci bahwa bangunan majelis taklim miliknya itu baru selesai dibangun kurang lebih usai Idul Fitri tahun ini.
Bangunan tersebut memiliki luas 12 meter x 10 meter dengan kapasitas mampu menampung 150-an jemaah.
"Bangunan baru, kami enggak mungkin bangunan asal," tuturnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini