BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Longsor yang menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Attohiriyah di Kampung Pasir Buleud, Desa Cinengah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, bukan hanya menelan korban jiwa, tetapi juga melumpuhkan aktivitas pendidikan.
Empat ruang kelas Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al Mubarkah roboh tertimbun tanah, menyisakan puing-puing bangunan yang rata dengan tanah.
Pimpinan Yayasan Ponpes Attohiriyah, Asep Kurnia, mengatakan tebing di belakang bangunan pesantren itu runtuh dan menghantam ruang belajar hingga menelan korban jiwa.
“Korban tertimpa material longsor dari tebing belakang yang merobohkan bangunan utama pesantren. Saat kejadian, para santri lain berada di ruang berbeda sehingga selamat,” ungkap Asep di lokasi, Selasa (28/10/2025).
Baca juga: Kisah Mak Onah Selamat dari Longsor Sukabumi, Sempat Dikira Terkubur Ternyata...
Korban bernama Nuri (15) meninggal dunia akibat luka berat, sementara empat santri lain mengalami luka-luka.
“Bangunan pesantren yang juga difungsikan sebagai ruang belajar kini hancur dan tak bisa digunakan,” kata Asep.
Ia menambahkan, puluhan santri mengalami trauma pasca peristiwa tersebut.
“Maka para santri juga mendapat pendampingan trauma healing pasca-bencana,” ujarnya.
MTs Al Mubarkah yang berdiri lebih dari satu dekade menjadi tumpuan pendidikan bagi warga sekitar. Saat ini terdapat 84 siswa yang menempuh pendidikan di sana. Dengan kondisi bangunan rusak berat, kegiatan belajar sementara dialihkan sambil menunggu hasil kajian keamanan tanah dari Badan Geologi.
Sedikitnya 57 santri terdiri dari 33 laki-laki dan 24 perempuan sementara dipindahkan ke Kampus Ponpes Attohiriyah 1.
Kepala Bidang PD Pontren Kanwil Kemenag Jawa Barat, Ahmad Patoni, menyampaikan bahwa Kemenag akan memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk madrasah yang terdampak.
Namun, keputusan pembangunan ulang baru akan dilakukan setelah ada jaminan keamanan dari ancaman pergerakan tanah.
“Kami berkomitmen mencarikan solusi terbaik agar proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Attohiriyah dapat kembali berjalan dengan baik dan aman,” ujar Ahmad.
Selain meninjau bangunan yang rusak, Kemenag juga menyalurkan sejumlah bantuan bagi korban terdampak.
Baznas Jawa Barat menyalurkan bantuan Rp 10 juta, Kanwil Kemenag Jawa Barat Rp 10 juta, santunan untuk korban meninggal dunia Rp 5 juta, serta bantuan untuk korban luka masing-masing Rp 1 juta. Bantuan sembako juga diberikan oleh Baznas Kabupaten Bandung Barat dan UPZ Kemenag Bandung Barat.
“Selain memberikan bantuan, kami juga ingin menyampaikan kepedulian dari seluruh jajaran Kemenag. Hasil peninjauan ini akan kami laporkan langsung kepada Bapak Menteri Agama, dan insya Allah beliau berencana untuk bersilaturahmi ke lokasi dalam waktu dekat,” kata Ahmad.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang